BANDUNG, KORANMANDALA.COM
Empat kali gempa yang menguncang wilayah Sumedang dengan Pangandaran menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang masuk di bawah lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi, Minggu (31/12) mengatakan, empat kali gempa di wilayah Sumedang dan Pangandaran ini masuk katagori jenis dangkal. Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi epiosenter dan kedalaman hiposenternya yakni kedalaman 5 km maka masuk katagori dangkal.
Empat kali gempa yang terjadi di dua wilayah tersebut terjadi aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia. Dari analisis mekanisme sumber bisa disimpulkan bahwa adanya pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berkekuatan bervariasi salah satunya magnitudo 5,0 di Pangandaran. Episenter gempa sendiri terletak pada koordinat 8,20° LS ; 107,85° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 kilometer arah Barat Daya Pangandaran, Jawa Barat dengan kedalaman 50 kilometer.
BMKG memberikan gambaran bahwa yang dirasakan di Garut dan Pangalengan, Bandung dan Cimahi ini skala intensitasnya II-III MMI. Skala II-III MMI ini menunjukkan bahwa getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
TETAP RAMAI
Ketua Tagana Pangandaran Nana Suryana kepada wartawan mengatakan, gempa yang mengguncang Pangandaran tidak menyurutkan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran. Para wisatawan ini tidak terpengaruh oleh gempa bumi pada Minggu (31/12/2023) siang.
Para wisatawan tetap terlihat tidak terusik oleh gempa yang menggetarkan pantai Pangandaran. Menurut pantauan, ratusan wisatawan memenuhi pantai sejak pagi, siang dan sore.
Apalagi karena cuaca di pantai Pangandaran cukup cerah. Para wisatawan tidak terpengaruh lantaran adanya pengumuman bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
BACA JUGA: Empat Kali Gempa, Petugas RS Sibuk Tangani Korban Reruntuhan
KANTOR KUA RUSAK
Dilaporkan bahwagGuncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 yang berpusat di Pangandaran ternyata merusak bangunan Kantor Urusan Agama (KUA) Cipatujah dan rumah warga di Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Menurut informasi dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, kantor KUA atapnya ambruk. “Kerusakan paling parah dialami oleh bangunan gedung KUA Cipatujah,” kata petugas Tagana.
Selain bangunan KUA Cipatujah, dilaporkan juga bangunan rumah warga di Desa Sukarasa, Kecamatan Salawu yang bagian dindingnya roboh saat terjadi gempa.
Selain itu, sebuah rumah di Dusun Pamagangan, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, juga rusak. Dinding samping rumah tersebut roboh.
BACA JUGA: Gempa Bumi Tektonik Dangkal Guncang Sumedang 3 Kali, yang Terakhir 4,8 Magnitudo
53 RUMAH RUSAK DI SUMEDANG
Sementara itu, di Sumedang dilaporkan 53 rumah rusak, dan tiga korban luka ringan akibat gempa. Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tiga kali gempa yang terjadi tersebut.
“Ada 53 rumah rusak, dan tiga korban luka ringan akibat gempa yang berpusat di wilayah Sumedang kota. Untuk korban sudah kami tangani,” ujar Herman saat jumpa pers dengan BMKG via Zoom Meeting, Senin (1/1/2024) dini hari WIB.
Herman menambahkan, kondisi terkini, 1 Januari 2024 dini hari WIB, situasi dan kondisi di Sumedang sudah aman terkendali.