KoranMandala.com -Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Sontana, menekankan pentingnya program edukasi penanganan sampah di sekolah-sekolah sebagai langkah dalam mengurangi permasalahan sampah yang semakin mengkhawatirkan.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Tantan menyampaikan bahwa program pengurangan sampah harus dimulai dari lingkungan sekolah dengan mengadopsi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan.
“Sekolah harus kembali memfungsikan kebijakan pengurangan sampah dengan mendorong siswa menggunakan tumbler dan kotak makanan (misting) saat ke sekolah,” ujar Tantan di Bandung, Selasa 8 Oktober 2024.
Mitigasi Bencana Megathrust, Disdik dan Diskar PB Kolaborasi Edukasi di Sekolah-sekolah Bandung
Tantan mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pelaksanaan program ini adalah keberadaan para pedagang di luar sekolah yang sering menggunakan kemasan plastik sekali pakai.
Namun, ia menegaskan pentingnya siswa untuk kembali membiasakan diri membawa bekal dari rumah menggunakan wadah yang dapat digunakan berulang kali, guna mengurangi produksi sampah.
“Setelah langkah pengurangan sampah, setiap sekolah juga harus memiliki program pengolahan sampah. Tidak ada lagi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) jika memang bisa diolah di sekolah. Sampah organik, misalnya, bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti kompos,” tambahnya.
Beberapa sekolah di Kota Bandung telah memulai program pengelolaan sampah, mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi canggih. Tantan mencontohkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5 dan 7 yang telah mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan sampah.
Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan role model untuk sekolah lain di Kota Bandung dalam hal pengelolaan sampah yang efektif.
Lebih lanjut, Tantan juga mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Kota Bandung telah menyusun petunjuk teknis (juknis) mengenai pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, termasuk tentang edukasi pengolahan sampah.
“Juknis ini sudah selesai disusun dan mulai disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Ini bukan hanya soal membuang sampah pada tempatnya, tetapi lebih kepada penanaman karakter siswa sejak dini tentang bagaimana mengelola sampah dengan benar,” jelasnya.
Menurutnya, penanaman karakter ini sangat penting, karena siswa diharapkan tidak hanya menerapkan kebiasaan yang baik di sekolah, tetapi juga di rumah. “Karakter seperti ini memerlukan waktu, tetapi jika ditanamkan sejak dini, akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari siswa,” tutupnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan serta menjadi agen perubahan dalam penanganan sampah di Kota Bandung.