Apalagi, sejumlah daerah di Kabupaten Bandung memang terkenal rawan terhadap jenis bencana tersebut.
Terutama wilayah dataran rendah yang sering kali tergenang air ketika curah hujan meningkat, serta daerah pegunungan yang rawan longsor.
“Kami harap masyarakat dapat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di masa puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2024,” lanjut Uka Suska.
Tindakan Proaktif dalam Menghadapi Bencana
Selain memberikan peringatan dini dan mengerahkan narahubung, BPBD Kabupaten Bandung juga telah melakukan langkah proaktif untuk mengurangi risiko bencana.
Salah satu upaya adalah melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang paling rawan bencana.
Dengan data yang lebih akurat mengenai titik-titik rawan, BPBD dapat memberikan fokus lebih dalam penanganan serta evakuasi daerah-daerah tersebut.
Lebih lanjut, BPBD juga bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Sosial, serta TNI dan Polri.
Bekerja sama untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan.
Pemerintah daerah melalui BPBD juga berupaya meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Salah satunya adalah memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang harus masyarakat lakukan jika terjadi bencana.
Dari mulai cara evakuasi diri, tempat-tempat pengungsian yang tersedia, serta informasi penting lainnya.
Pemerintah berharap bahwa langkah ini membantu mengurangi resiko yang bencana.