KORAN MANDALA -Sejumlah warga yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat (Pokmas) pada program Permakanan Lansia itu harus bergegas memasak, dan menyiapkan makanan hingga mendistribusikan hasil masakannya. Pasalnya pada pukul 08.00 pagi, mereka sudah harus mengirim makanan hasil olahannya tersebut kepada para lansia penerima manfaat program yang tersebar di desa-desa bahkan hingga ke pelosok dan perbukitan.
Pokmas adalah salah satu pihak yang terlibat dalam program Permakanan Lansia yang diluncurkan Kemensos sejak tahun 2022 lalu. Pokmas membantu dalam program ini dengan berbagai cara, seperti; melaksanakan pengadaan barang dan jasa serta membantu dalam program permakanan.
“Program permakanan lansia adalah program sosial yang memberikan makanan kepada lansia dan penyandang disabilitas. Makanan yang diberikan berupa nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan air mineral. Di Kecamatan Tegalwaru, personil kami ada 17 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara Pokmas sebanyak 3 orang, juru masak 6 orang pada dua dapur umum dan 8 orang kurir pengantar makanan,” ujar Ketua Pokmas Kecamatan Tegalwaru, Dudun Jaenudin kepada awak media, belum lama ini.
Pemkab Purwakarta Gelar Lomba Pemulasaraan Jenazah dalam Peringatan Hari Santri Nasional 2024
Swakelola Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menurutnya, program ini dilaksanakan secara swakelola tingkat 4 yang berbasis pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat secara mandiri mengelola dan menjalankan program penyediaan makanan bagi lansia di wilayahnya. Program ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, seperti pemerintah desa, kader kesehatan, kelompok lansia, dan masyarakat luas.
“Tidak ada honor khusus pada program ini, Pokmas hanya mengambil biaya operasional dari selisih belanja bahan permakanan. Anggarannya sebesar Rp 32.000 per lansia atau penerima manfaat, anggaran tersebut termasuk biaya antar sebesar Rp 2.000 perhari. Dengan anggaran tersebut kita harus menyiapkan menu untuk dua kali makan, pagi dan siang. Kita sudah harus star masak pada pukul 02.00 dini hari, kadang lebih awal, jam 08 pagi makanan sudah harus disebar,” beber Kang Dudun.
Soal menu makanan, pria yang juga Koordinator Pokmas Program Permakanan Lansia Kabupaten Purwakarta itu mengungkapkan bahwa menu yang dibuat tidak sembarangan karena harus diuplod pada aplikasi SIKSMA untuk dilaporkan kepada tim monitoring.
“Jika menu tidak sesuai, konsekuensinya, kita harus mengembalikan uang kepada penyedia program. Jadi soal menu, bener-benar dikontrol secara ketat oleh kementerian dan dinas terkait, dalam hal ini, jika pun ada yang tidak sesuai harus ada pengembalian uang tersebut,” kata Dudun.
Tingkatkan Kualitas Hidup Lansia
Namun demikian, Kang Dudun dan para anggota Pokmas lainnya tetap bersemangat melayani para lansia atau para penerima program ini. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia melalui asupan gizi yang baik dan teratur. “Sambil berbakti kepada para orang tua, mudah-mudahan pekerjaan kami bisa membawa keberkahan bersama,” ujarnya.
Selain itu, program ini juga bertujan untuk memperkuat jaring pengaman sosial dengan membangun rasa kepedulian dan gotong-royong antar warga, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola program kesejahteraan sosial agar program ini bisa lebih mandiri dan berkelanjutan.
“Bagi masyarakat, program ini diharapka dapat meningkatkan rasa kepedulian dan kebersamaan, serta memperoleh pengetahuan tentang gizi dan kesehatan dan bagi pemerintah semoga hal ini dapat meringankan beban pemerintah dalam penyediaan layanan sosial,” kata Kang Dudun.
“Program ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang sangat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lansia, tetapi juga memperkuat jalinan sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” tambah Dudun.
Pokmas Jadi Pilar Penting Keberhasilan Program
Pokmas merupakan pilar penting dalam keberhasilan program permakanan lansia. Dengan pemberdayaan yang tepat, Pokmas dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi kesejahteraan lansia di masyarakat.
“Dalam perencanaan program, kami melakukan identifikasi lansia yang membutuhkan bantuan, menyusun menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi lansia dan ketersediaan bahan di daerah, membuat jadwal pengiriman makanan dan pembagian tugas, dengan pelaksanaan mulai dari belanja, memasak dan menyiapkan makanan, mengantarkan makanan langsung ke rumah lansia dan melakukan pemantauan kondisi kesehatan dan kebutuhan lansia,” beber Kang Dudun.
Terpisah, seorang lansia warga Desa Tegalwaru, bernama Mak Empat mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pemerintah dan para pelaksana program atau Pokmas. Menurut perempuan berusia 74 tahun itu, bantuan makanan ini sangat membantu, karena sejak program bergulir ia bisa makan teratur dan bergizi.
“Sejak menerima bantuan makanan, kesehatan saya jauh lebih baik. Saya tidak sering sakit lagi. Dulu, saya sering khawatir tidak punya uang untuk makan. Sekarang, saya bisa lebih tenang. Selain makanan, yang paling berharga adalah rasa diperhatikan. Saya merasa tidak sendiri,” kata Mak Empat.