KoranMandala.com – Raja rimba penghuni asli kawasan Gunung Ciremai, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus), berhasil terpantau melalui kamera jebak.

Satwa ini merupakan salah satu key stone species, yaitu organisme yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem meskipun jumlahnya relatif kecil.

Keberadaan spesies kunci ini sangat penting untuk ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan tidak dapat digantikan oleh spesies lain.

Akar Masalah Pemecatan Shin Tae-yong hingga Keputusan Berani PSSI

Macan Tutul Jawa adalah satwa endemik Pulau Jawa yang hidup secara soliter dan bersifat teritorial.

Satwa ini menandai wilayahnya dengan kotoran, bekas urin, dan cakaran di pohon. Memiliki indra penglihatan dan penciuman yang tajam, macan ini cenderung menghindari interaksi dengan manusia.

Namun, populasi Macan Tutul Jawa terus menyusut akibat hilangnya habitat, perburuan liar, dan alih fungsi hutan. Status konservasi satwa ini dilindungi hukum di Indonesia dan terdaftar dalam CITES Appendix I.

Kepala Balai TNGC, Toni Anwar, menjelaskan bahwa Macan Tutul Jawa di kawasan TNGC dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan asal usulnya.

Individu asli (native) merupakan satwa penghuni alami kawasan Gunung Ciremai, sementara individu hasil introduksi adalah satwa yang dilepaskan atau ditranslokasi dari lokasi lain.

Menurut Toni, individu hasil introduksi pertama dilepaskan pada 2019 dengan nama Slamet Ramadhan, macan jantan bercorak hitam (melanistic).

1 2



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar,
Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung, Indonesia

bisniskoranmandala@gmail.com

Exit mobile version