Sabtu, 1 Februari 2025 20:38

KoranMandala.com -Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Nyengseret Kota Bandung telah berhasil menekan 16,5 ton sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejak mulai beroperasi pada 11 Januari lalu.

Ini merupakan hasil dari perubahan pola pengolahan sampah yang sebelumnya menerapkan sistem kumpul-angkut-buang, kini menjadi sistem pemilahan.

Kepala TPST Nyengseret, Tati Haryati menjelaskan, TPST beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, dengan pengumpulan sampah dilakukan hingga pukul 15.00 WIB. Saat ini, TPST Nyengseret memiliki total 51 pegawai yang bertugas dalam pengolahan sampah.

Link Live Streaming Persib Bandung vs PSM Makassar, Saksikan Keseruannya Disini Gratis

Sampah yang masuk ke TPST pertama-tama ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam mesin pemilahan. Hasil pemilahannya terbagi menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik, dengan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Sampah organik
Dikirim ke eks TPA Jelekong untuk diolah menjadi material pupuk organik dan media tanam. TPST bekerja sama dengan vendor serta memanfaatkan lahan di eks TPA Jelekong sebagai tempat produksi.

2. Sampah anorganik
Sampah bernilai tinggi (high value) disalurkan ke pengepul, sementara sampah bernilai rendah (low value) dikirim ke TPST Tegallega untuk dikelola lebih lanjut.

Meski sistem pemilahan sudah berjalan, Tati menuturkan, pemilahan dari rumah masih sangat diperlukan.

“Residu yang masuk ke TPST masih cukup banyak. Kalau bisa, warga mulai memilah sampah sejak dari rumah,” ujarnya kepada Humas Kota Bandung, Sabtu 1 Februari 2025.

Sejak 11 Januari, TPST Nyengseret telah berhasil mengolah sekitar 16,5 ton sampah per hari, atau sekitar 54% dari target yang ditetapkan, yaitu 30 ton. Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sistem baru dalam mengurangi sampah yang berakhir di TPA. Jumlah ini terus diupayakan agar meningkat, sehingga potensi kiriman sampah ke TPA bisa lebih ditekan lagi.

Sebagai langkah lanjutan, Tati mengajak warga Bandung untuk lebih aktif memilah sampah, terutama sampah bernilai ekonomi.

“Sampah yang masih memiliki nilai jual jangan langsung dibuang ke TPS, lebih baik dikumpulkan dan dijual ke bank sampah,” tuturnya.***




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version