Minggu, 2 Februari 2025 15:34

KoranMandala.com – Kota Cimahi dikenal sebagai salah satu daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan luas wilayah hanya 42 km² dan berkembangnya kawasan industri di Cimahi Selatan, risiko kebakaran di kota ini semakin meningkat. Namun, keterbatasan sarana dan prasarana (sapras) pemadam kebakaran menjadi tantangan besar dalam penanganan kebakaran di wilayah tersebut.

Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi, Ahmad Suparlan, mengungkapkan bahwa saat ini jumlah personel dan armada pemadam masih jauh dari standar ideal. Hal ini disampaikannya saat diwawancarai oleh jurnalis Bewaramedia di kantornya, Komplek Cimahi Selatan, pada Jumat, 31 Januari 2025.

Pagelaran Cimahi Menari, Ajang Memperingati Hari Tari Sedunia di Alun-alun Kota Cimahi

“Menurut Permendagri No. 144, untuk Kota Cimahi dengan jumlah penduduk sekitar 600 ribu jiwa, seharusnya tersedia minimal 120 personel pemadam. Jika mengacu pada standar 1 personel per 3.500 jiwa, jumlah idealnya bisa mencapai 180 orang. Sementara saat ini, kami hanya memiliki 60 personel,” ujar Ahmad.

Selain kekurangan personel, kondisi armada Damkar juga sangat memprihatinkan. Dari total 13 unit kendaraan pemadam yang dimiliki, tiga unit sudah tidak bisa digunakan sejak 2024. Dari 10 unit yang tersisa, berdasarkan penilaian Dinas Perhubungan, hanya tiga unit yang masih layak operasional. Artinya, 70 persen armada Damkar Cimahi dalam kondisi tidak layak.

Ahmad berharap, pemerintahan baru Kota Cimahi yang akan segera dilantik, yakni Wali Kota Ngatiyana dan Wakil Wali Kota Adhitya, dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi Damkar saat ini.

“Saya berharap wali kota dan wakil wali kota terpilih bisa memperhatikan kondisi Damkar, karena ini menyangkut keselamatan masyarakat Kota Cimahi,” pungkasnya.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version