Minggu, 2 Februari 2025 19:51

Para pelaku kejahatan dari wilayah ini terkenal dengan kekerasan yang mereka lakukan, sementara patroli kepolisian di kawasan tersebut terbilang langka.

Pada masa itu, apabila terjadi tindakan kriminal di Kota Bandung, pihak kepolisian segera mencari para pelaku yang diduga terlibat di daerah Cicadas.

Biasanya, orang-orang yang dicari tersebut ditemukan di wilayah itu, dalam keadaan mabuk atau terpengaruh zat tertentu.

Kemunculan Pasar dan Rumah Sakit

Keberadaan Pasar Cicadas dan Rumah Sakit Santo Yusup pertama kali diberitakan dalam Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië edisi 8 April 1935.

Dalam laporan tersebut, melaporkan bahwa pasar rakyat di Cicadas dibuka secara meriah dan peresmiannya oleh Bupati Bandung.

Beberapa bulan kemudian, edisi De Indische 6 Maret 1936 memberitakan pembukaan klinik rawat jalan “Soetji Joesoep” (sekarang Rumah Sakit Santo Yusup), yang menyediakan layanan dua kali seminggu, dikelola oleh sejumlah suster dari Lembaga Borromeus Bandung.

Kemudian, pada 17 September 1937, Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië mengutip laporan AID yang mengungkapkan rencana pemerintah untuk mendirikan fasilitas perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa di Engelenweg, yang terletak di belakang Pasar Cicadas.

Perawatan di sana pada waktu itu dianggap lebih manusiawi dibandingkan dengan praktik serupa di tempat lain pada masa itu.

Kawasan Cicadas juga terkenal dengan keberadaan Balai Besar Tekstil. Pada edisi 10 Februari 1939, Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië melaporkan bahwa di kawasan tersebut telah berdiri instalasi tekstil yang dilengkapi dengan dua laboratorium baru, dengan kawasan tersebut dijaga kebersihannya dari berbagai aspek.

1 2 3 4 5 6



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version