KoranMandala.com – Di tengah gempuran digitalisasi yang mengubah cara masyarakat mengakses informasi, seorang penjual koran keliling di Kota Bandung tetap setia menjalani profesinya.
Dengan sepeda sederhana dan senyum ramah, Bapak Agus berkeliling menawarkan berita terbaru kepada masyarakat yang masih menghargai sentuhan personal dalam membaca.
Meski banyak orang beralih ke gadget dan keluarganya sempat tidak menyetujui pilihan tersebut, Bapak Agus tetap bertahan menjual koran demi memenuhi kebutuhan hidup.
Rekomendasi Tempat Kencan di Bandung Cocok Untuk Rayakan Valentine’s
“Saya masih sehat, tapi tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan. Jadi, saya memilih untuk tetap berjualan koran,” ungkapnya dengan nada lirih. Keputusan ini bukan tanpa alasan, ia harus menafkahi keluarganya.
Setiap hari, dengan semangat yang tak luntur, Bapak Agus mengayuh sepedanya menyusuri kawasan Alun-Alun Kota Bandung, Kampus Unpas Lengkong, SMA 1 Pasundan, dan sekitarnya untuk menawarkan koran kepada pelanggan setia. Namun, ia mengakui bahwa pendapatan dari berjualan koran kini semakin menurun.
“Keuntungannya kecil, tapi ini satu-satunya cara saya mendapatkan uang,” ujarnya.
Ironisnya, banyak pelanggan setianya yang kini beralih ke media digital, membuat Bapak Agus harus berusaha lebih keras mencari pembeli.
Aa Abdul Rojak Pimpin Pansus 2 DPRD Kota Bandung, Bahas Raperda Pembudayaan Ideologi Pancasila
“Dulu, saya punya banyak langganan, tapi sekarang banyak yang berhenti. Jadi, saya harus lebih banyak berkeliling,” katanya.
Meski tantangan terus menghadang, semangatnya untuk berjuang demi keluarga tidak pernah pudar.
“Saya akan terus berjualan selama saya mampu. Ini adalah cara saya bertahan hidup,” tutupnya dengan tekad.
Kisah Bapak Agus menjadi pengingat bahwa di balik perubahan zaman, masih ada individu yang berjuang mempertahankan tradisi sekaligus memenuhi tanggung jawab keluarga. Di tengah dominasi era digital, interaksi manusia tetap memiliki tempat di hati masyarakat. (Rannisa/MG)
