“Saat ini, satu dapur mampu menyiapkan 3.500 paket MBG untuk 14 sekolah. Ke depannya, akan dialokasikan tambahan bagi sekitar 200 ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” ungkap Nyoto.
Setelah meninjau distribusi makanan, Menteri Wihaji juga mengecek kesiapan para petugas lini lapangan, termasuk Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan kader TPK, yang berperan penting dalam penyaluran makanan bergizi bagi kelompok sasaran.
Dalam kesempatan yang sama, Wihaji berdialog dengan para remaja dari komunitas Generasi Berencana (Genre), termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah Alsa, Duta Genre Inklusi Kecamatan Ciparay.
Deretan 25 Akun FF Sultan Gratis 16 Februari 2025, Ada AK 47 dan M4A1!
Melalui penerjemah bahasa isyarat, Iin Novianti, Alsa menyampaikan aspirasi agar pemerintah lebih membuka ruang bagi pengembangan keterampilan hidup (lifeskill) bagi remaja penyandang disabilitas.
“Duta Genre harus terus semangat. Kalian adalah contoh bagi remaja lainnya untuk menjalani kehidupan yang positif dan menghindari risiko seperti pernikahan dini, seks bebas, serta penyalahgunaan narkoba,” kata Wihaji yang akrab disapa Pak Wi.
Mengakhiri kunjungan kerja di Ciparay, Menteri Wihaji menyempatkan diri menyapa puluhan lansia setempat.
Dalam suasana akrab, ia memperkenalkan program Sekolah Lansia sebagai bagian dari inisiatif SIDAYA (Lansia Berdaya) yang masuk dalam program Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dengan uji coba program MBG di Ciparay, diharapkan implementasi penuh dapat segera dilakukan demi menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi bagi kelompok sasaran di seluruh Indonesia.***