KoranMandala.com – Sindikasi Jamparing menggelar diskusi tematik bertajuk “Memutus Rantai Kecemasan” yang membahas dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di Kota Bandung.
Acara ini berlangsung di Aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung dan menghadirkan tiga narasumber: aktivis anti-bullying Wanggi Hoed, penulis Self Improvement Foggy F.F., serta psikolog Hilyah Irsalina.
Diskusi ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan maraknya kasus bullying di kalangan pelajar. Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, H. Medi Mahendra, menekankan pentingnya literasi dalam mengenali dan mencegah perilaku tersebut.
“Sangat penting memahami bahwa literasi menjadi salah satu kunci dalam memperoleh wawasan luas terkait langkah preventif, kuratif, dan represif untuk menekan perilaku bullying di masyarakat,” ujar Medi dalam sambutannya.
Sementara itu, Hilyah Irsalina, menjelaskan dampak jangka panjang bullying, seperti kecemasan dan depresi, serta pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar dalam proses pemulihan korban.
Penulis Self Improvement, Foggy F.F., menyoroti perlunya peningkatan kualitas diri (self-improvement) bagi korban bullying agar dapat mengatasi stigma dan membangun motivasi diri.
“Korban bullying seharusnya tidak terpuruk, melainkan menjadikan pengalaman itu sebagai motivasi untuk bangkit dan mematahkan stigma buruk. Setiap individu memiliki potensi luar biasa yang perlu dikembangkan. Dengan mengubah perspektif serta menumbuhkan rasa percaya diri, mereka dapat mengatasi keterpurukan dan memancarkan kekuatan sejati,” ujar Foggy dalam sesi diskusi.
Aktivis Wanggi Hoed menekankan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.
“Keluarga adalah lingkungan pertama dan terpenting dalam membentuk mental anak. Mereka harus menjadi tempat berlindung yang memberikan modal mental bagi pendidikan dan perkembangan emosional anak,” tutur Wanggi.