Koran Mandala -Selain masalah infrastruktur, RSUD dr. Slamet Garut perlu meningkatkan pelayanan dengan memastikan petugas bersikap ramah dan bertutur kata baik.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, saat memberikan arahan dalam pelatihan Service Excellence di Ruang Rapat Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) RSUD dr. Slamet Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis 13 Maret 2025.
Putri menegaskan bahwa kunci pelayanan terbaik adalah empati, yaitu mampu merasakan posisi pasien.
“Merasakan dulu kalau aku menjadi dia, ingin diperlakukan seperti itu. Empati penting agar komunikasi lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya service excellence. Dalam sudut pandang bisnis, rumah sakit berperan penting bagi pendapatan daerah.
“Pendapatan memang kembali ke rumah sakit, tapi rumah sakit juga menjadi roda ekonomi daerah,” katanya.
Putri mengapresiasi inisiatif direksi RSUD dr. Slamet dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Ia menyoroti bahwa selain infrastruktur, masih ada keluhan terkait pelayanan rumah sakit.
“Menyeragamkan kualitas pelayanan tiap pegawai itu sulit. Jajaran direksi harus menekankan fungsi kontrol dan evaluasi,” ujar Putri.
Ia menegaskan bahwa pelatihan ini tak boleh sekadar formalitas.
“Jangan sampai pelatihan hanya sebatas laporan kegiatan. Hari ini ikut, besok sudah lupa,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menjelaskan kondisi fasilitas kesehatan di daerahnya. Saat ini, Garut memiliki sembilan rumah sakit, dua di antaranya milik Pemkab Garut, yaitu RSUD dr. Slamet Garut dan RS Malangbong. Adapun RS Pameungpeuk berada di bawah kewenangan Pemprov Jabar.
Jumlah tempat tidur (bed) di Garut saat ini mencapai 2.200 unit, mencakup rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Namun, angka tersebut masih di bawah kebutuhan ideal, yakni 2.700-2.800 bed.
“Jika hanya dari rumah sakit, jumlahnya baru 910 bed. Walau ditambah puskesmas dan klinik menjadi 2.200, tetap kurang,” jelasnya.
Menurut dr. Leli, meski masih ada kekurangan, RSUD dr. Slamet Garut terus berkembang dari segi fasilitas maupun pelayanan. Ia berharap pelatihan ini dapat meningkatkan profesionalisme dan sikap petugas dalam melayani pasien.
“Meningkatkan pelayanan bukan hanya soal profesionalisme, tapi juga sikap dan perilaku. Seperti kata Ibu Wabup, yang utama itu ramah,” tandasnya.