Koran Mandala Jalur kereta api Ciwidey bukan sekadar rel dan besi tua. Jalur ini menyimpan sejuta kenangan bagi warga Bandung selatan. Dahulu, kereta melintasi hamparan kebun teh dan sawah, membawa harapan, hasil bumi, serta wajah-wajah bahagia.
Kini, rencana pembukaan kembali jalur ini menghadirkan harapan baru. Pemerintah dan PT KAI telah memulai kajian kelayakan agar jalur legendaris ini bisa kembali beroperasi. Warga menyambut kabar ini dengan antusias.
Dulu Mati, Kini Dibangkitkan
Jalur kereta api Ciwidey sempat mati suri sejak era 1980-an. Rute yang menghubungkan Bandung – Soreang – Ciwidey ini dulu menjadi nadi utama transportasi warga. Tapi waktu dan zaman menggulungnya, menyisakan puing-puing kenangan.
Kini, semangat untuk menghidupkan kembali jalur ini membara. Warga berharap agar pembangunan berjalan lancar. Jalur ini bukan hanya transportasi, tetapi simbol peradaban, identitas, dan sejarah.
Dampak Besar untuk Ekonomi Lokal
Jika jalur ini aktif kembali, banyak sektor akan terdampak positif. Wisata ke Kawah Putih dan perkebunan teh akan makin ramai. UMKM lokal pun akan mendapat angin segar. Transportasi warga akan lebih murah, cepat, dan efisien.
Dengan kereta, kemacetan menuju Bandung selatan bisa berkurang. Bahkan, pariwisata daerah seperti Rancabali dan Situ Patenggang bisa lebih dikenal wisatawan nasional.
Suara Warga Ciwidey: Kami Siap!
Masyarakat Ciwidey dan sekitarnya menanti realisasi proyek ini. Mereka siap mendukung dengan sepenuh hati. Para pemuda rela gotong royong membersihkan bekas rel, agar pembangunan cepat selesai.
“Kereta ini bukan sekadar alat transportasi. Ini sejarah kami, ini masa depan kami,” ungkap Pak agus, warga setempat.
Penutup: Jangan Biarkan Jalur Ini Mati Lagi
Pembangunan jalur kereta api Ciwidey menjadi simbol kebangkitan ekonomi, budaya, dan sejarah. Mari kita dukung bersama. Semoga langkah ini benar-benar membangkitkan Ciwidey seperti masa kejayaannya dahulu.