KORANMANDALA.COM – Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengadakan konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Minggu, (16/4/ 2023).
Dalam kesempatan tersebut, ia menginformasikan bahwa hanya ada satu prajurit Yonif 321/GT yang gugur saat melaksanakan tugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Informasi lainnya sulit untuk didapatkan karena kesulitan dalam mencapai lokasi akibat cuaca yang tak menentu.
Namun, peristiwa penyerangan tersebut menimbulkan keprihatinan bagi sejumlah pihak, termasuk pengamat intelijen dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro.
Ia menyatakan bahwa gugurnya anggota TNI di Papua akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) harus menjadi perhatian dan evaluasi bagi TNI.
Menurut Simon, sapaan akrab Ngasiman Djoyonegoro, SDM (sumber daya manusia) tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam.
Seharusnya, korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus.
Hal ini menunjukkan ada sistem yang tidak kuat dalam rekrutmen, penggemblengan dan pembinaan personel.
Padahal, kualitas personel merupakan cerminan kualitas dari proses tersebut.
Simon juga mengatakan bahwa TNI harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik.
Ini menyangkut pemilihan personel berdasarkan kapabilitas, informasi intelijen, dukungan alutista, dan sistem pengambilan keputusan dalam operasi.
Sistem komando ini mencerminkan keseriusan TNI dalam mempersiapkan dirinya di medan yang memang sudah ketahuan tingkat kesulitannya.
Kendati demikian, Simon menyarankan agar TNI tetap menjalankan profesionalitas dalam bertugas.
Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua haruslah ditanggulangi karena dapat mengganggu dan mengancam kedaulatan negara.
Peristiwa penyerangan prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna yang sedang bertugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegungungan, Sabtu (15/4/2023), terjadi ketika mereka sedang menyisir wilayah itu untuk mendekati posisi Pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera oleh KKB.
Dalam hal ini, Kapuspen TNI Julius Widjojono mengimbau seluruh pihak untuk menerima informasi resmi dari Puspen TNI, termasuk tidak langsung mempercayai informasi mengenai adanya enam prajurit TNI yang gugur dalam insiden di Nduga tersebut.
Ia memohon agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak benar dan mengambil informasi dari sumber yang resmi, agar tidak terjadi simpang siur yang dapat memperkeruh suasana.(*)