KORANMANDALA.COM – Ratusan Kelompok pembangun sahur yang tersebar di wilayah kabupaten Kuningan, sejak H-7 menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah sudah mulai berkeliling dari pintu ke pintu.
Mereka berharap sedekah ramadhan dari warga setempat, setelah mereka begadang setiap malam selama bulan ramadhan.
Berbagai tabuhan musik disajikan. Seperti musik dangdut sambil membawa sound sistem yang didorong menggunakan roda. Ada juga musik seni tradisional Reog, musik bambu, seni Calung, kolaborasi seni Genjring dan jenis musik lainnya.
Bahkan ada juga alat musik alakadarnya seperti, alat dapur, ember plastik dan galon air mineral. Asal bunyi. Yang penting tujuan membangunkan tercapai.
Para pembangun sahur yang disebut seni obrog ini, pelakunya mayoritas pemuda desa dan karang taruna.
Salah satunya ada kelompok anak-anak di wilayah kota Kuningan. Mereka sejak pukul 02.00 dini hari sudah mulai start berkeliling dari gang ke gang, dan dari rumah ke rumah, seraya memanggil sahur, sahur, dengan suara lantang.
Peralatan musik yang digunakan berupa genjring kolaborasi dengan ember besar bekas Cat sebagai gendangnya.
Cecep (11) dan Dede (10) warga Kuningan ini mengaku, baru pertama kali tampil sebagai pembangun sahur. Tanpa disuruh oleh orang tua. Mereka tampil karena inisiatif bersama. Mereka juga tak menafikan berharap sedekah atas jasanya. Sedekah yang diterima Rp 5.000. Kadang lebih.
“Ada juga yang memberi beras antara 0,5 Kg- 1 Kg. Hasil sedekah yang diterima itu dibagi rata” pungkas Cecep.(*)