KORANMANDALA.COM – Masyarakat Desa Randusari kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan mengeluh akibat bau tak sedap sebagai dampak dibukanya Bendungan Kuningan.
Diketahui, dibukanya Bendungan Kuningan bertujuan untuk pemasangan jaringan air baku atau air bersih.
Kepala desa Randusari Tata Kasta saat dikonfirmasi, menyampaikan keluhan warganya kepada Camat sejak awal bulan Mei 2023 baru-baru ini.
Namun atas keluhan masyarakat tersebut, akhirnya BBWS Cimanuk Cisanggarung menutup sementara pemasangan jaringan air baku itu, yang akan dilaksanakan selama 2 bulan.
“Terkait bau tak sedap dari pemasangan jaringan air tersebut, masyarakat khawatir akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi warga desa Cibereum dan sekitarnya,” keluh Tata.
Seperti diketahui Bendungan Kuningan itu diresmikan Presiden RI Djoko Widodo tiga tahun silam (2021).
Bendungan Kuningan memiliki luas 22.1 59 hektar, meliputi 6 desa yakni, Desa Randusari, Kawungsari, Simpayjaya, Sukarapih, Tanjungkerta dan Desa Cihanjaro.
Keberadaan Bendungan Kuningan adalah multifungsi tipe urugan berinti tegak yang dibangun dengan total biaya Rp 509, 8 miliar (Konstrukdi dan suvervisi).
Dengan total volume air 25, 955 juta n3, tampungan air Bendungan Kuningan memiliki manfaat sebagai sumber air irigasi.
Air irigasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan lahan sebanyak 1.000 hektar di Daerah Utigadi Cikeuweung Kabupaten Kuningan dan 2.000 hektar di Daerah Irigasi Cijangkelok Kabupaten Brebes.
Bendungan Kuningan dapat menghasilkan air baku 309 liter/per-detik, merefuksi debit banjir sebesar 81, 5 % (Q50) dan potensi listrik sebesar 0,5 MW.
“Keberadaan Bendungan Kuningan itu, diharapkan memberi manfaat bagi warga, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin membaik,” pungkas Tata.(*)