KORANMANDALA.COM – Sebuah Seni tradisional yang dulu kerap kali sering dijadikan bahan olokan oleh para anak-anak disaat bermain adu kekereng atau permainan lainnya apabila lawannya mengalami kekalahan.
Itulah permainan tradisonal dari tatar Sunda, yakni Jibrut. Apa itu Jibrut? Telapak tangan yang ditempelkan diketiak terus dikepak-kepakan.
Himpitan ketiak tersebut yang akhirnya menghasilkan sebuah bunyi yang cukup lucu bahkan terdengar seperti suara kentut, “bruutt…”
Kesenian plus ketangkasan tangan tersebut, konon lahir sejak jaman kolonial Belanda dulu, jauh sebelum kemerdekaan.
Tidak diketahui secara pasti, siapa penemu Jibrut tersebut dan dari daerah mana. Karena yang jelas Jibrut ini pernah hidup di tatar Sunda.
Sejalan dengan lajunya jaman, kini Seni Jibrut tersebut sudah dilupakan oleh kebanyakan masyarakat. Dari mulai generasi muda hingga tua, tidak ada yg mengemas kembali.
Tercatat lah, warga Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut, bernama Entoh Solihin seorang seniman, mencoba memperagakan kembali seni tradisional ini.
Saat itu, ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), Sandiaga Uno, berkunjung ke Garut belum lama ini.
Ternyata, kiprah Entoh ini bukan sekedar untuk memperkenalkan Seni buhun Jibrut dihadapkan Menteri, tetapi menggugah pemerintah Kabupaten Garut, agar segera dilestarikan dan dihidupkan kembali melalui work shop berupa pengenalan kembali kepada masyarakat.
” Setelah itu kita adakan festival Jibrut sekabupaten Garut dengan catatan tentu saja dipadukan dengan Seni lainnya agar lebih hidup dan semarak “, tutur Wakil Bupati Garut. Helmi Budiman, Kepada wartawan.
Bahkan untuk pelaksananya, Wakil Bupati telah menunjuk langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut untuk menggelar festival kesenian tersebut yang menurut rencana akan digelar pada awal Agustus 2023 mendatang. (*)