KORANMANDALA.COM – Indonesia memiliki beragam jenis kesenian tradisional yang tersebar di seluruh peloksok negeri dari Sabang sampai Marauke.
Keberadaan seni tradisional ini merupakan karya luhur nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun.
Dari sekian banyak seni tradisional yang hidup dan berkembang di daerah, salah satunya adalah seni tari tradisional.
Tarian tradisional ini banyak ragam dan jenisnya, sesuai kearifan lokal dan punya ciri khas daerahnya masing-masing.
Seperti di Kabupaten Kuningan Jawa Barat memiliki tarian khas tradisional. Seni Tari tradisional ini oleh penciptanya Pangeran Djatikusumah, diberi nama “Tari Buyung”.
Tarian tradisional ini sangat memukau saat dipertontonkan pada puncak “Seren Taun” di Bale Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur Kuningan, Selasa 11 Juli 2023 (tanggal 22 Rayagung).
Tari Buyung ini tidak hanya tampil di acara Seren Taun, namun kerap tampil juga pada moment-moment seremonial, baik di tingkat regional maupun nasional. Bahkan pernah tampil di Anjungan Jawa Barat Taman Miniatur Indonesia Indah (TMII).
Salah seorang anggota pengurus Dewan Kebudayaan Kabupaten Kuningan juga sebagai koreografer, Djuniarti mengatakan, garapan tari Buyung sejujurnya suatu bentuk penataan baru karya tari, yang diungkapkan dan dikembangkan secara bebas dengan tetap berpijak pada pola gerak dasar tari Sunda.
Tari Buyung ini sebut Bu Niar sapaan akrabnya, merupakan tarian khas dari Kuningan. Buyung adalah suatu wadah yang digunakan untuk mengambil air.
Tarian ini merupakan tari simbolis atas rasa syukur kepada sang Pencipta akan pemberian air yang melimpah ruah.
Dalam hal ini, manusia wajib memelihara serta menjaga kelestarian lingkungan dimana manusia itu berpijak.
Tari Buyung juga sebagai simbol kasih sayang seorang Ibu, yang senantiasa berjuang dalam mengarungi kehidupan. (*)