KORANMANDALA.COM – Mengais rezeki menjelang hari kemerdekaan RI sudah rutin dilakukan oleh pedagang musiman bendera Merah Putih asal Garut Jawa Barat.
Mereka tersebar ke seluruh penjuru negeri, dari Sabang sampai Merauke. Dari ujung Sumatera sampai ke Papua melewati Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan berbagai kota.
Betapa tidak, menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78, para penjaja bendera merah putih ini jumlahnya mencapai ribuan orang.
Satu diantaranya, Deden (61) asal Leles, kabupaten Garut Jawa Barat. Dia mangkal di atas trotoar jalan Jendral Sudirman, Kuningan, sejak 27 Juli 2023, bersama 30 orang lainnya yang mangkal di beberapa titik.
“Rencananya, sehari sebelum perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023, sudah kembali pulang ke Leles Garut,” tutur Deden yang malang melintang sebagai tukang ojeg pengkolan di Leles Garut.
Diakui Deden, menjajakan bendera Merah Putih dan pernak pernik kemerdekaan ini, sudah rutin dia lakukan setiap tahunnya.
“Hasilnya lumayan bisa menghidupi anak istri, meskipun jauh dari memadai. Setiap hari rata-rata dapat Rp 50 ribu terkadang bisa lebih,” ujarnya.
Mulai Juli tahun 2008, Deden mengaku sudah bergabung dengan satu diantara sentra grosir bendera yang berada di Leles Garut.
“Menjajakan bendera merah putih ini, bila nasib lagi mujur hasilnya lumayan buat keluarga di rumah,” imbuh dia.
Disinggung terkait harga jual, dikatakan Deden, bervariasi tergantung ukuran dari mulai bendera mini untuk dipajang di mobil hanya Rp 5.000.
Untuk bendera berukuran 90 cm, 120 cm, 150 cm, 180 cm hingga ukuran terbesar 240 cm, harganya dibandrol mulai Rp15 ribu hingga Rp150 ribu.
“Hasil dari jualan bendera ini rerkadang bisa memperoleh Rp20 juta selama tiga pekan, sebelumnya hanya Rp15 juta,” terang Deden.
Denen pun tidak menampik, jualan bendera saat ini sudah banyak pesaing, bahkan warga Kuningan pun sudah ada yang jualan bendera hasil produksi sendiri. Pesaing lainnya penjual bendera online.
Sementara biaya operasional saya selama 20 hari, dikatakan Deden, bisa mencapai Rp1,4 juta.
“Penjaja bendera ini harus tahan mental dan bersabar, karena risiko jualan itu bisa ramai pembeli juga terkadang sepi,” imbuhnya. (*)