KORANMANDALA.COM – Perubahan iklim secara global ternyata berdampak terhadap Kabupaten Karawang. Akibat kekeringan melanda sekitar 1.000 hektare sawah di Karawang, produksi beras dikhawatirkan terganggu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKP) Karawang, Asep Hazar mengatakan, luas 1.000 hektare sawah merupakan akumulasi dari laporan kekeringan dari beberapa wilayah. Misalnya Kecamatan Pakisjaya 50 hektar, Kecamatan Banyusari 600 hektar, dan sebagain wilayah Jatisari.
“Saya asumsikan sekitar 1.000 hektar. Di pinggiran irigasi ada airnya. Namun di tengah kering,” kata Asep saat diwawancarai melalui sambungan telepon pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Asep mengatakan, kekeringan bukan hanya disebabkan perubahan iklim, tetapi karena sedimentasi. Sehingga, air tidak sampai ke sawah yang berada di tengah.
Di Pakisjaya, misalnya, sempat terjadi penurunan debit air yang menyebabkan air tidak menjangkau sawah yang tengah.
“Alhamdulilah nyampe ke Pakis (Pakisjaya). Cuma dari dua hari lalu belum nyampe tengah, masih di pinggiran,” katanya.
Untuk mengatasi sedimentasi, kata Asep, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Wakil Bupati Karawang dan telah meninjau ke lokasi.
Penanganan jangka pendek berupa pengerukan. Hanya saja, beberapa titik yang tidak bisa dengan alat berat lantaran melintasi pemukiman, sehingga harus dilakukan secara manual.
“Manual itu kita akan melibatkan kelompok-kelompok tani, pemerintah desa, kecamatan, dan Dinas PUPR,” ujar Asep.
Asep pun mengaku khawatir jika persoalan itu menyebabkan mengganggu produksi beras di Karawang. Sedang petani selalu diminta meningkatkan produktivitas.
“Memang dikhawatirkan mengganggu produksi beras,” ujarnya.(*)