KORANMANDALA.COM – Mang Hendra (45) warga kampung Sumbersari Kelurahan Regol Kecamatan Garut Kota, masih setia menjual mainan jaman dulu (Jadul) jenis kapal perang yang lajunya menggunakan pemanas air.
Mainan jadul itu kerap disebut, otok-otok, yang dihiasi dengan berbagai variasi warna.
Dan biasanya, cat yang ditempel pada mainan ini menggunakan warna-warna cerah, seperti merah, kuning, hijau, biru, bahkan orange.
Mang Hendra, mengaku bahwa dia kerap menjual mainan jadul kapal perang otok-otoknya dikawasan jalan Jenderal A. Yani, Garut.
Padahal, mainan ini mulai dikenalkan oleh sejumlah pengrajin mainan sekitar 70 tahun silam
Kendati jaman sudah berubah, namun hingga kini masih ada sejumlah pengrajin mainan tradisional yang memproduksi kapal perang otok-otok dengan tidak melepaskan ciri khas-nya, yakni bersuara nyaring “tok..tok..tok..tok.” saat dinyalakan.
Ditengah gempuran mainan modern yang serba digital, mereka percaya, bahwa mainan tradisional otok-otok masih banyak yang menggemari.
“Saya berjualan mainan otok-otok ini sudah lebih dari 10 tahun,” kata Hendra kepada koranmandala.com, Minggu 27 Agustus 2023 disaat dia menjajakan barang dagangannya di emperan jalan.
Menurut, Mang Hendra, barang dagangannya ini dikirim oleh pengusaha mainan tradisional asal Cirebon.
“Ya satu bulan sekali ada yang datang dan menitipkan barang ini rata-rata 50 hingga 60 buah,” imbuhnya.
Mang Hendra mengaku, mainannya kerap diserbu konsumen setiap masa libur sekolah.
“Dan kalau lagi musim liburan sekolah, bisa habis, dengan harga Rp20 ribu/ buah,” ungkap dia.
Namun demikian, Mang Hendra pun mengaku jika mainan otok-otok yang dijualnya, sepi pembeli.
“Tapi bila kondisi sepi seperti sekarang ini, paling banyak 30 buah yang terjual,” imbuh Hendra.
Mang Hendra mengaku mendapat keuntungan dari setiap mainan otok-otok yang dijualnya mampu mendapatkan keuntungan Rp.5 ribu.
“Alhamdulillah lumayan pak, walaupun mainan jadul, tapi masih ada penggemarnya,” kata Mang Hendra. (*)