KORANMANDALA.COM – Mayat Imam Masykur (25), korban penculikan dan penganiayaan oleh Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pertama kali ditemukan oleh Duyeh (43) di Sungai Citarum tepatnya di Bendungan POJ Curug, Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Mulanya, Duyeh yang seorang pengembala kambing tengah mengambil rumput untuk pakan ternaknya pada Selasa, 15 Agustus 2023. Tidak berselang lama, ada anak kecil memanggilnya karena melihat sosok tubuh manusia mengambang.
Sekitar pukul 12.30 WIB, dia lalu mengamati tubuh manusia yang dikiranya bukanlah mayat.
“Saya langsung lihat dekat, kirain orang berenang dan benar ternyata mayat. Langsung saja hubungi orang desa dan kepolisian,” kata Duyeh saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa, 29 Agustus 2023.
Saat diamati lebih dekat lagi, lanjut Duyeh, mayat ditemukan tanpa baju dan dalam keadaan terlentang mengambang tersangkut eceng gondok di bendungan.
“Saya enggak tahu luka atau gimananya. Cuman melihat posisinya terlentang, ketutup nyangkut di eceng gondok dekat bendungan,” jelas dia.
Duyeh juga tak mengetahui jika mayat itu korban pembunuhan oleh oknum Paspampres. Dirinya ketika itu hanya melihat lalu melaporkan penemuan itu ke pihak desa dan kepolisian.
Di momen itu, dia tak ikut proses evakuasi, karena dilakukan oleh aparat kepolisian dan petugas setempat.
“Saya enggak ikut proses evakuasi, lihat aja itu juga agak jauh,” jelas dia.
Dirinya baru mengetahui mayat yang ditemukannya itu korban penculikan dan penganiayaan oknum Paspampres saat ramai pemberitaan di media.
Sehingga, Duyeh ikut diperiksa oleh pihak Polisi Milter Kodam Jaya (Pomdam Jaya) pada Senin, 28 Agustus 2023 kemarin.
“Saya enggak tahu, taunya dipanggil dimintai keterangan sama TNI gitu di Polsek Klari,” ucapnya.
Soal pemanggilannya, Duyeh tidak berani menjelaskan hasil pemeriksaan dari pihak aparat kepada tim Koran Mandala.
“Tunggu dari pihak berwenang aja, mas, maaf,” ungkapnya.(*)