KORANMANDALA.COM – Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. leli Yuliani mengatakan, dari 4000 Pos yandu (Pelayanan Terpadu ) yang seharusnya semuanya sudah memiliki alat pengukuran dan penimbangan anak Balita.
Kini tinggal 2710 Pos Yandu yang masih belum mempunyai alat tersebut.
“Oleh karena itu bagi Pos Yandu yang belum mempunyai alat tersebut, berupa Antropometri akan diajukan pada anggaran 2024,” tuturnya yang dikutip koranmandala.com dari siaran pers Diskominfo Garut, Rabu, 30 Agustus 2023.
Hal tersebut, dijelaskan oleh Kadinkes, pada acara Gerakan bersama Intervensi Stunting dengan Program Temukan, Obati, Sayangi Balita Stunting dipusatkan di Kampung Cikole Hilir, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, belum lama ini.
Menurut Kadiskes Garut, kenapa dipilih daerah Wanaraja sebagai pusat kegiatan tersebut, karena di daerah Wanaraja ini angka penderita Stuntingnya paling tinggi di Kabupaten Garut.
Selain itu diharapkan pula kepada masyarakat, kegiatn ini akan membantu memahami masalah Stunting di Kecamatan Wanaraja.
“Sekalian mencoba alat Antropometri yang baru,” kata dr,leli.
Selain itu, diberikan pula makanan tambahan bagi anak balita yang menderita Stunting tersebut, berupa telur dan susu.
Serta membarikan bantuan pula sembako bagi ibu – ibunya. Bantuan tersebut berasal dari sumbangan SKPD dan Badan Amik Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Garut.
Sementara Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan pula pembelian alat tersebut dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang nantinya akan disebarkan di 421 Desa serta 21 Kelurahan.(*)