KORANMANDALA.COM – Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak kunjung padam hingga hari ke-12 atau Rabu, 30 Agustus 2023. Pada pekan kedua, segala upaya telah dilakukan untuk menjinakan api.
Terbaru, pemadaman yang dilakukan oleh Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan menerjunkan helikopter waterbombing.
Meski demikian, upaya itu dinilai efektif memadamkan api di permukaan, tetapi tidak dengan bara di dalam tumpukan sampah setinggi 50 meter itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Barat, Ade Zakir mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi pemadaman kebakaran TPA Sarimukti akan dilakukan dengan cara modifikasi cuaca dibantu oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Kami dapat konfirmasi dari Kalak BPBD mudah-mudahan dibantu juga oleh BRIN untuk merekayasa cuaca. Jadi merekayasa cuaca melalui teknologi, mudah-mudahan bisa turun hujan di koordinat TPA Sarimukti,” kata Ade pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Meski direncanakan akan dilakukan rekayasa cuaca, dia memastikan upaya dengan cara helikopter waterbombing akan terus dilakukan hingga kebakaran TPA Sarimukti padam seluruhnya.
“Kami berharap sampai dengan selesai. Artinya sampai betul-betul api ini padam,” ucapnya.
“Kami koordinasi terus dengan BNPB melalui pelaksana BPBD kita, selama heli belum ada arahan dari BNPB pusat kita manfaatkan untuk melakukan penyiraman di TPA Sarimukti,” tambahnya.
Ade menambahkan, lamanya pemadaman dengan helikopter waterbombing ini dikarenakan masih adanya bara di dalam tumpukan sampah yang ketebalannya mencapai 50 meter. Meski begitu, api di permukaan sudah hampir padam seluruhnya.
“Itu jadi ada kesulitan tersendiri dari teknis pemadaman. Kenapa lama, ya itu kesulitannya, jika di atasnya tidak ada titik api, di bawahnya itu masih ada,” katanya.
Meskipun dinilai efektif, tetapi karena jenis sampah plastik mengakibatkan air dari helikopter waterbombing tidak bisa diserap secara optimal. Akan tetapi, pihaknya akan terus berupaya memadamkan kebakaran TPA Sarimukti.
“Tetapi sampahnya ini kan sampah plastik jadi ada perbedaan dengan lahan gambut. Kalau gambut kan begitu di bom air, meresap ke dalam. Kalau sampah plastik tidak meresap, kurang lebih begitu,” jelasnya.(*)