KORANMANDALA.COM – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelontorkan anggaran senilai Rp3 miliar dalam upaya penanganan kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Diketahui, anggaran untuk menangani kebakaran di TPA Sarimukti, berasal dari Belanja Tidak Terduga (BTT) yang bersumber dari APBD 2023.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Barat, Ade Zakir mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk operasional pemadaman hingga bantuan logistik ke petugas lapangan dan warga setempat yang terdampak.
“Jumlah anggaran sementara ini ada di angka kurang lebih Rp3 miliar. Anggaran itu untuk di BPBD, di Dinsos, Damkar, dan Dinas Kesehatan,” kata Ade pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Dia juga menjamin stok logistik pangan yang disiapkan setiap harinya di dapur umum untuk menyuplai makanan berat bagi warga terdampak. Bahkan, setiap harinya ratusan paket makanan dibagikan.
“Hampir setiap hari kita menyiapkan 500 paket makan. Bukan hanya untuk teman-teman pemadam, tapi kita juga kasihkan untuk warga terdampak. Kita pastikan stok aman karena teman-teman di Dinsos sudah menghitung itu. Mudah-mudahan tidak ada kendala,” ucapnya.
Terkait kesehatan bagi warga terdampak, Ade telah menerjunkan petugas Dinas Kesehatan dengan membuka Posko Kesehatan. Di posko itu telah disiapkan dokter umum hingga tabung oksigen untuk penanggulangan pertama bagi warga terdampak.
“Selama bisa berobat jalan kita layani berobat jalan, kalau yang memerlukan perawatan lebih kita akan rujuk dan bawa ke rumah sakit. Sampai sekarang kurang lebih sudah lima orang yang dirawat di RSUD Cikalongwetan,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah KBB menetapkan darurat kebakaran sampah yang berlaku hingga 11 September 2023. Penetapan ini dilakukan setelah terjadi kebakaran di TPA Sarimukti yang terjadi pada Sabtu, 19 Agustus 2023 lalu.
Ade mengatakan, lamanya pemadaman dengan helikopter waterbombing ini terjadi karena masih adanya bara di dalam tumpukan sampah yang ketebalannya mencapai 50 meter. Meskipun api dipermukaan sudah hampir seluruhnya padam.
“Itu jadi ada kesulitan tersendiri dari teknis pemadaman. Kenapa lama, ya itu kesulitannya, jika di atasnya tidak ada titik api, di bawahnya itu masih ada,” pungkasnya.(*)