KORANMANDALA.COM – Akibat kemarau panjang, ternyata berdampak kepada stok beras yang kian menipis, sehingga memicu kenaikan harga beras dipasaran.
Di Pasar induk Ciawitali Garut contohnya, beberapa pedagang beras mengatakan kenaikan harga beras tersebut, sebagai dampak dari kekeringan di sejumlah daerah penghasil beras di kabupaten Garut.
“Karena banyak daerah penghasil beras kini mengalami gagal panen. Sehingga kiriman berkurang “, kata Cecep (45) seorang pedagang beras di pasar induk Ciawitali Garut, kepada koran mandala.com. Senin 4 September 2023.
Atas kondisi tersebut sangat berpengaruh juga terhadap harga jual. Dari harga normal untuk jenis beras kualitas satu semula Rp12.000/ kg, naik menjadi Rp13.500/kg.
Begitu pula untuk jenis beras lainnya, sama ada kenaikan diantara kisaran Rp1.000, hingga Rp1.500/ kgnya.
“Kenaikan ini berdampak pula kepada omset para pedagang. Biasanya dalam satu hari terjual untuk semua jenis beras sebanyak 1 tonton. Kini paling banyak hanya 500 Kg,” kata Cecep.
Sedang kiriman beras saat ini hanya dari Ciawi Tasikmalaya, dengan jumlah yang terbatas, tidak seperti biasanya.
” Kalau beras Garut dari Cibatu dan sekitarnya kini tidak ada.. Pak,” ucap Cecep.
Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan langkah yang akan dilakukan oleh Pemerintah Garut, dengan adanya kenaikan harga beras tersebut, akan melakukan operasi pasar.
Hal itu dia ungkap usai memimpin apel gabungan di lapangan Setda Garut, pada Senin, 4 September 2023.
“Untuk kepentingan operasi pasar tersebut pihak pemerintah Daerah akan mengalokasikan dana sekitar Rp2 miliar,” kata Rudy Gunawan.
Namun untuk pelaksanaan operasi pasar tersebut, belum ditentukan waktunya. (*)