KORANMANDALA.COM – Kapoltestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono didampingi Plh. Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan meresmikan Lembur Cepot Juara (Cepat, Efektif, Proaktif Tanpa Pamrih) di Taman RW 03, Jalan Babatan Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir, Senin 4 September 2023.
Lembur Cepot Juara adalah tempat yang dijadikan pilot proyek kampung bebas narkoba. Lokasinya ada di Kelurahan Kebon Jeruk, tidak jauh dari bekas Lokalisasi prostitusi Saritem.
“Hari ini hadir kampung bebas narkoba. Ini sebagai bentuk dukungan untuk menekan peredaran narkoba di Kota Bandung, khususnya di Kecamatan Andir,” kata Plh. Wali Kota Bandung, Ema Sumarna.
Menurutnya, rencananya kawasan tersebut menjadi tempat penanganan sehingga warga yang menjadi korban bisa direhabilitasi di tempat tersebut.
“Di sini warga yang menjadi korban narkoba ditangani, maka dari itu selain petugas kesehatan tersedia psikolog, dan aparat penegak hukum,” ujar Ema.
Rencananya, tahun depan Pemkot Bandung akan membangun gedung rehabilitasi sehingga bisa menampung para korban yang tengah melakukan rehabilitasi.
Menurut Ema, usia yang rentan peredaran narkoba masuk pada usia produktif. Sehingga hadirnya kampung tersebut, membutuhkan dukungan tokoh masyarakat untuk memasifkan program tersebut.
“Kampung ini hadir seperti teori bola salju, itu mendorong agar penekanan peredaran narkoba terus berjalan,” ungkapnya.
PILOT PROJECT
Di tempat yang sama, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, pola yang dilakukan yaitu dari wilayah yang tinggi angka peredaran narkoba. Sehingga kecamatan Andir, menjadi pilot project untuk pelaksaan kampung bebas narkoba.
“Ada data beberapa kecamatan menjadi zona merah, khususnya di kecamatan Andir itu termasuk tinggi. Pola pembangunan bebas narkoba itu, dari tinggi penyalahgunaan menjadi hilang ” ungkapnya.
Hadirnya kampung bebas narkoba, lanjut Budi, diharapkan bisa menjadi tempat yang bebas narkoba. Oleh karena itu dibutuhkan peran masyarakat secara bersama mencegah untuk menekan angka peredaran.
“Kalau hanya penegakan hukum itu sudah banyak, tetap narkoba ada. Kami menghadirkan ini supaya masyarakat sama-sama mencegah,” tuturnya.
Di sini , lanjutnya, ada tim bantuan sosial, kesehatan, penyuluhan, psikolog dan sebagainya. “Ada tim penegakan hukum juga, sehingga yang datang ke sini kecanduan, tidak dipidana tetapi diberikan rehabilitasi,” tuturnya.
Ia mengatakan, selama 6 bulan menjabat sebagai Kapolrestabes Bandung telah mengungkap 78 kasus terkait penyalahgunaan narkoba.
“Dari 6 bulan, dari bulan April kami menangani kurang lebih 78 kasus dengan 112 tersangka. Barang bukti berupa sabu 4.813 gram, ganja 12.609 gram,, tembakau sintetis 6.015 gram, pil ekstasi 222 butir, psikotoprika 1.520 butir, obat keras terbatas 31.000 butir,” bebernya.
“Ini menandakan 6 bukan saja peredaran narkoba banyak, cukup meresahkan,” imbuh Budi. ***