KORANMANDALA.COM – Tangkapan udang lobster siap konsumsi di laut Pangandaran, Jawa Barat, mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Pemicunya, antara lain karena perburuan baby lobster di laut Pangandaran semakin marak dan tak terkendali.
Selain itu, karena di Pangandaran, sampai sejauh ini belum ada pembudidaya lobster.
Dihubungi koranmadala.com, Pelaksana Harian Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran Mega Merdiana, membenarkan soal itu.
“Ya terus mengalami penurunan,” kata dia, Kamis 7 September 2023.
Catatan koranmandala.com menunjukkan bahwa tangkapan udang lobster tersebut sangat tinggi di tahun 2017 dan sebelumnya,
Saat itu, tangkapan udang lobster siap konsumsi tersebut mencapai 4,6 ton lebih.
Namun dalam perjalanannya, hasil penangkapan udang favorit di rumah makan seafood itu terus melorot.
Berdasarkan data Dinas Kelautanan Perikanan dan Ketahanan Pangan Pangandaran, tangkapan pada tahun 2021 hanya sekita 1,6 ton dan tahun 2022 sekira 1,2 ton.
Sementara tahun 2023, hingga Juli lalu, yang tercatat resmi baru mencapai 52,79 kilogram saja.
Adapun pemicunya, menurut Mega, diduga karena dalam beberapa tahun belakangan, terjadi perburuan baby lobster oleh warga yang kemudian dijual ke pengepul.
Menurut regulasi, baby lobster yang harganya mencapai Rp10 ribu per ekor itu, harusnya dijual ke pembudiya.
Sayangnya, di Pangandaran, hingga sekarang belum ada pembubidaya udang lobster dan ini menyebabkan populasinya menurun. (*)