KORANMANDALA.COM – Monumen Mantri Tani yang berdiri di exit tol Pamulihan Tanjungsari, Sumedang yang kini terlupakan, sejatinya terkait dengan Kanjeng Pangeran Suriaatmadja.
Betapa tidak?
Nama Mantri Tani yang disematkan pada monumen tersebut menurut laman SMK PPN Tanjungsari awalnya merupakan nama sekolah pertanian di Tanjungsari.
Menurut sumber tersebut, jauh sebelum berdiri sekolah yang kini disebut SMK PPN Tanjungsari, ada sekolah yang bernama Pendidikan Mantri Tani tahun 1948.
Dalam perkembangannya, 1951, namanya berubah jadi Sekolah Guru Pertanian (SGP dan Sekolah Pendidikan Mantri Pertanian (SPMP).
“Karena itulah dibangun monumen Mantri Tani di Bojongseungit,” kata Tatang Tarmedi, seorang penulis yang tinggal di lingkungan SMK PPN Tanjungsari.
Tulisan yang tertera di monumen pun, kata dia, jelas menyebutkan hal itu.
Adapun tulisan yang tertera dalam tugu adalah sebagai berikut.
“Pikeun tanda ajen kana jasana, di dieu mantri tani sumedang ingetkeun nu pandeurieuanana, Disaksikeun jeung diresmikeun ku patani Jawa Barat,” demikian tulisan tersebut.
Yang artinya, kira-kira untuk mengingatkan jasa, di sini mantri tani Sumedang, untuk diingat generasi yang akan datang.
Disaksikan dan diresmikan oleh petani Jawa Barat.
Di bawahnya dituliskan juga Bojongseungit dan tanggal peresmiannya, yakni 13 Juli 1987, serta ditandatatangi Wakil Gubernur Jawa Barat Waktu itu, H. Aboeng Koesman.
“Itu jelas, untuk mengenang sekolah yang dulunya bernama Mantri Tani,” kata Tatang lagi.
Nah mengapa Pendidikan Mantri Tani ada kaitannya dengan Pangeran Suriaatmadja yang terkenal, karena cikal bakal sekolah tersebut adalah Sekolah Usaha Tani (Lanbouwbedrijf school ) yang diberi nama “Bodjongseungit”.
Berdiri di atas tanah dengan luas 12 Ha dibeli dari penduduk dan diketuai oleh Wadana Tanjungsari sebagai Kepala Sekolah, sekolah itu dibantu oleh seorang naib dan 2 orang petani terkemuka.
Belakangan nama sekolah itu terus berganti nama hingga akhirnya jadi SMK PPN Tanjungsari.
Sekedar diketahui Monumen Mantri Tani adalah sebuah tugu berbentuk daun cengkih yang dibangun di Bojongseungit, tak jauh dari kampus SMK PPN (dulu SPMA/Sekolah Pertanian Menengah Atas) dan Unwin (dulu APT/Akademi Pertanian Tanjungsari).
Kini, monumen ini berada di sebelah kiri exit tol Pamulihan Cisumdawu, berada di tanah yang agak tinggi dari jalan Cileunyi – Tanjungsari – Sumedang.
Monumen ini, jika dilihat, sebenarnya layak untuk mendapat perhatian, terutama dari Pemprov Jabar yang membawahi SMK PPN dan Unwim, dan juga oleh Pemkab Sumedang. (*)