KORANMANDALA.COM – Kemarau dan kekeringan mulai berdampak kepada sektor peternakan dan perikananan di Kabupaten Bogor.
Informasi diterima koranmandala.com, Sabtu 16 September, akibat kemarau tersebut, beberapa pengelola perikanan khawatir dengan pasokan air.
Sementara peternak mulai bingung mencari pakan asli rumput.
“Ya, Kang, sekarang sudah sangat sulit mencari rumput karena mulai mengering,” kata Rahman, seorang peternak di Cibinong, Sabtu 16 September 2023.
Atas semua itu, peternak berharap Pemkab Bogor membantu mereka agar tidak mengalami masalah berupa gagalnya usaha perikanan dan peternakan yang dikelola.
“Di Bogor memang sempat turun hujan, namun tidak serta merta berakibat baik bagi perikanan.” kata Rahman lagi.
Sementara itu, dikutip dari laman Pemkab Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak), tidak tinggal diam dalam menghadapi keluhan peternak tersebut.
Diskanak akan berupaya menjaga keberlangsungan usaha peternakan dan perikanan yang dilakukan oleh masyarakat, serta mengurangi kerugian yang lebih besar.
“Kami tentu melakukan antisipasi semaksimal mungkin,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor.
Antisipasi untuk sektor peternakan, kata Nurhayati, Diskanak akan berusaha untuk menyediakan ketersediaan air dan Hijauan Pakan Ternak (HPT).
Menyediakan ketersediaan hijauan pakan saat musim kemarau itu, di antaranya dengan pengolahan dan pengawetan melalui pembuatan silase dan hay atau pengeringan.
“Yang juga dilakuakn adalah mengembangkan Bank Pakan serta memberikan bimbingan teknis pengelolaan pakan kepada petani milenial komoditas kambing, domba, sapi dan HPT,” kata Nurhayati.
Sementara untuk antisipasi dampak kemarau pada sektor perikanan antara lain dengan memindahkan induk ikan yang berkualitas ke lokasi yang tidak mengalami kekeringan ekstrim.
Selain itu, pengurangan pada tebar ikan, serta memilih jenis ikan yang tahan terhadap kondisi air yang kurang optimal, seperti ikan lele dan ikan nila. Jenis ikan ini dapat bertahan hidup di air yang memiliki kadar oksigen rendah, suhu tinggi, dan salinitas tinggi.
Yang juga dilakukan adalah mempercepat panen ikan untuk meminimalisir kerugian, penggunaan multivitamin dan probiotik pada sistem budidaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap potensi serangan penyakit ikan. (*)