KORANMANDALA.COM – Menyedihkan. Begitulah fakta Monumen Mantri Tani di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, kini.
Sekedar diketahui Monumen Mantri Tani adalah sebuah tugu berbentuk daun cengkih yang dibangun di Bojongseungit, tak jauh dari kampus SMK PPN (dulu SPMA/Sekolah Pertanian Menengah Atas) dan Unwin (dulu APT/Akademi Pertanian Tanjungsari).
Kini, monumen ini berada di sebelah kiri exit tol Pamulihan Cisumdawu, berada di tanah yang agak tinggi dari jalan Cileunyi – Tanjungsari – Sumedang.
Monumen ini, jika dilihat, sebenarnya layak untuk mendapat perhatian, terutama dari Pemprov Jabar yang membawahi SMK PPN dan Unwim, dan juga oleh Pemkab Sumedang.
Betapa tidak, karena monumen ini dibangun oleh pemerintah, untuk mengingatkan kepada perjuangan para petani atau mereka yang memperhatikan dunia pertanian.
Itu setidaknya terlihat dari tulisan yang tertera di bagian bawah tugu yang tulisannya sudah memudar.
“Pikeun tanda ajen kana jasana, di dieu mantri tani sumedang ingetkeun nu pandeurieuanana, Disaksikeun jeung diresmikeun ku patani Jawa Barat,” demikian tulisan tersebut.
Yang artinya, kira-kira untuk mengingatkan jasa, di sini mantri tani Sumedang, untuk diingat generasi yang akan datang.
Disaksikan dan diresmikan oleh petani Jawa Barat.
Di bawahnya dituliskan juga Bojongseungit dan tanggal peresmiannya, yakni 13 Juli 1987, serta ditandatatangi Wakil Gubernur Jawa Barat Waktu itu, H. Aboeng Koesman.
Akan tetapi, fakta kini, Monumen Mantri Tani dibiarkan tak terawat. Perhatian pemerintah sama sekali tidak ada.
Padahal, mestinya, monumen ini mendapat perawatan yang ideal dari pemerintah.
“Ya, sih, mestinya begitu,” kata Kodar Solihat, lulusan Unwin yang juga memperhatikan monumen tersebut.
Baca juga: Menkominfo Budi Arie Setiadi Ingin Wulan Guritno Jadi Duta Anti Judi Online, Alasannya Ternyata Begini…
Neneng Cuhe, warga setempat mengatakan, monumen yang pernah jadi tempat favorit bermain anak-anak SPMA dan Unwim dulu tahun 1990-an itu mestinya dirawat sedemikian rupa.
“Tugunya diperbaiki jika ada kerusakan, kebunnya ditata hingga tugunya bisa terlihat oleh siapapun yang keluar dari tol Pamulihan atau melewati jalur Cileunyi – Sumedang,” kata dia.
“Saya kira itu bagus ditata jadi tanaman,” ujarnya lagi.
Fakta lainnya, ketika koranmandala sengaja melihat-lihat tugu, kondisinya sangat mengkhwatirkan.
Selain ada bagian tugu yang lepas, cat putih yang dulu jadi ciri khasnya, sudah memudar. Sangat menyesakkan.
Yang lainnya, tak jauh dari tuggu, terlihat beberapa botol minuman keras.
Barangkali, beberapa orang sengaja minum di sekitar tugu untuk mengingatkan jasa para petani tersebut. (*)