KORANMANDALA.COM – Dalam rentang waktu satu bulan, kejadian keracunan massal yang diduga mengonsumsi makanan maupun minuman sedang marak terjadi di Jawa Barat.
Pertama, Minggu, 28 September 2023 yang menyebabkan 34 peserta didik SD Jati 3, Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Keracunan massal kedua terjadi di Kabupaten Garut, 41 warga pun menjadi korbannya. Penyebabnya diduga karena makanan Sate Jebred atau satai kulit yang dijual di pasar dadakan di perbatasan Kabupaten Garut dan Tasikmalaya pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Kemudian, pada Rabu, 11 Oktober 23, 21 peserta didik SD di KBB diduga keracunan seusai mengonsumsi minuman susu fermentasi kemasan yogurt. Adapun rinciannya 18 siswa kelas VI SDN 1 Cimerang dan tiga siswa SDN 2 Cimerang.
Baca Juga: Pasien Diduga Keracunan Massal Sate Jebred Terus Bertambah, Ini Kata Kadinkes
Dengan maraknya kasus keracunan massal, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar), Vini Adiani Dewi mengaku sudah mengevaluasi kasus keracunan massal di sejumlah daerah.
Hasilnya, tidak ditemukan kandungan yang berbahaya seperti racun tetapi terdapat bakteri atau kuman, berdasarkan uji sampel. Namun, hal itu bisa diperparah oleh cuaca ekstrem.
Dia mengaku sudah mengingatkan kepada seluruh Dinkes kabupaten/kota di Jawa Barat terhadap ancaman penyakit saat cuaca ekstrem dan fenomena El Nino.
Baca Juga: Cimin ‘Maut’ Berakhir, Kini Giliran Yogurt Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal di SD Cimerang KBB
“Cuaca ekstrem seperti sekarang, kan, kemungkinan penyakit-penyakit muncul, yah,” kata Vini saat dikonfirmasi pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Tak sekadar mengingatkan, Dinkes Jabar sudah mengeluarkan surat edaran pada Mei 2023. Ketika itu, seluruh daerah diminta waspada terhadap ancaman penyakit saat cuaca ekstrem.
“Kami sudah membuat surat edaran sebetulnya antisipasi untuk menghadapi musim kering ini karena ada fenomena El Nino,” ujarnya.