KORANMANDALA.COM – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung memastikan pasien cacar monyet atau Monkeypox asal Kota Bandung ini tidak masuk kategori berat.
Pihaknya RSHS pun hanya memberikan pengobatan secara suportif kepada pasien berusia 36 tahun itu.
“Kami berikan pengobatan secara suportif, tidak semua kasus memerlukan obat antivirus,” kata Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS, dr. Yovita Hartantri pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Menurutnya, alasan pemberian pengobatan secara suportif ini karena pasien dalam kondisi stabil walaupun memiliki banyak lesi atau ruam.
Baca Juga: Polres Subang Tangkap Dua Tersangka Penjual Miras Oplosan, Keduanya Pasangan Suami-Istri
Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter, pasien tidak masuk kategori berat dan tidak ada gangguan fungsi organ ginjal maupun liver.
“Jadi kami bersama dengan dokter penyakit kulit dan kelamin menangani kasusnya hanya memberikan obat-obat topikal dan obat-obat simtomatik. Pasien mungkin merasakan nyeri, gatal, kami hanya berikan itu saja,” ujarnya.
Dia menerangkan, antivirus hanya untuk pasien pengidap Monkeypox kategori berat, sehingga tidak semua penderita Monkeypox harus menerima antivirus.
Baca Juga: Panen Hujatan Seusai Roasting Ganjar Pranowo, Kiky Saputri Jalan-Jalan Bareng Menteri Pakai Pesawat Jet
Sementara hingga saat ini, antivirus Monkeypox juga belum tersedia di RSHS Bandung.
“Antivirus hanya diperlukan pada mereka yang dalam kondisi berat, itu mungkin diperlukan,” kata dia menerangkan.
Yovita menambahkan, temuan kasus Monkeypox itu berdasarkan informasi yang diterima Selasa 24 Oktober 2023. Kemudian, tim dokter pun mengambil sampel darah dari kulit dan lesi. Sampel itu lalu dikirimkan ke Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. dr. Sri Oemijati, Jakarta.