KORANMANDALA.COM – Hampir tiga bulan, Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh Penjabat (Pj) gubernur bernama Bey Triadi Machmudin.
Bey resmi dilantik pada 5 September 2023 menggantikan Ridwan Kamil yang telah habis masa jabatannya sebagai gubernur definitif.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Cecep Darmawan mengatakan, saat ini Bey belum menunjukkan progres signifikan selama memimpin Jawa Barat.
Dia menyebut, Bey harus responsif harus terjun ke tengha-tengah masyarakat hingga perguruan tinggi untuk menghimpun keresahan.
Baca Juga: Sebanyak 285 Caleg Kota Bandung adalah Kalangan Perempuan
“Jadi tugas Pj itu jangan hanya landai. Harus responsif,” kata Cecep pada Sabtu, 4 November 2023.
Guru besar UPI itu menilai, sebagai pejabat publik, Bey masih terlalu lembut. Oleh karena itu, Bey mestinya segera menyesuaikan atau mengubah gayanya semasa menjadi Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden.
“Kurang greget, terlalu soft. Jadi harus cepat berurusan dengan publik, masyarakat. Harus berubah gayanya. Memang dia bukan politisi, tapi dia harus mengubah gayanya, jangan terlalu birokrat,” ungkapnya.
Baca Juga: Legislatif: Setop Aktivitas PKL Stadion Sidolig Tidak Tepat, Tata Saja
Menurutnya, Jawa Barat membutuhkan ketegasan dari Bey termasuk melobi ke pemerintah pusat apabila ada persoalan pembangunan yang kurang bisa diselesaikan oleh APBD. Hal itu seharusnya diakselerasi oleh Bey karena di berada di lingkaran istana.
“Coba minta bantuan ke pusat. Kan dia orang pusat, orang istana, harus lebih kelihatan dukungan pusat ke Jabar. Ya mungkin sudah ada tapi kita belum tahu riilnya seperti apa,” tuturnya.
Cecep menambahkan, Bey tidak bisa hanya mengandalkan kepala dinas ketika ada dinamika di lapangan. Jawa Barat memerlukan sosok pemimpin yang responsif terhadap persoalan publik.