Baca juga: VPC Siap Iuran Jika Aksi Koreo Bendera Palestina Kena Sanksi Denda
Ruth mengakui pencarian Dade dan Asep tidak semudah yang dikira. Hingga kemudian, pihaknya mendapatkan informasi keberadaan Dade dan Asep dari rekannya.
“Jadi untuk melengkapi aturan, kami mencari sosok difabel yang menurut kami sesuai dan layak untuk kerja di hotel, dan Alhamdulillah bisa dapat info tentang Dade dan Asep,” ujarnya.
Saat pertama kali bertemu, diakui Ruth, Dade dan Asep tidak langsung menerima tawarannya bekerja di hotel. Keduanya baru menerima tawaran kerja saat diizinkan oleh keluarganya.
“Jadi saya langsung ke rumah Dade dan Asep untuk izin menawarkan pekerjaan ke orang tuanya, dan Alhamdulillah bisa menerima tawarannya,” tuturnya.
Awal mula bekerja, Dade dan Asep masuk pada September 2015 sebelum launching Hotel Resinda pada April 2016.
“Keduanya saat sesi interview itu tidak banyak bicara, mungkin malu atau minder, tapi akhirnya mereka bisa menjalani pekerjaan dengan baik seperti yang lainnya, dan tidak ada istilah perbedaan,” bebernya.
Saat ditemui di sela kerja, sang Doorman Asep Rustayim (26) bersyukur dapat pekerjaan sebagai Doorman di hotel.
“Alhamdulillah sudah 8 tahun saya kerja di sini, dan lingkungan kerjanya nyaman, dan hasil kerja bisa membeli rumah dan tanah,” sahut pria lulusan SMP ini.
Ia mengakui, awal mula bekerja ada rasa minder dan tidak percaya diri.
“Awalnya malu sama minder, bisa gak yah kerja di hotel, apalagi tubuh saya ini punya keterbatasan, dan Alhamdulillah dapat tugasnya jaga pintu,” kata pria yang juga aktif sebagai seniman calung di Karawang.
Soal videonya viral, Asep mengakui berterima kasih atas perhatian terhadapnya.
“Sebenarnya saya bekerja bukan 12 jam, mungkin orang mengira yang bekerja jaga pintu seperti saya satu orang saja, padahal ada dua, saya dan kang Dade, dan itu videonya saat sift kerja Kang Dade, dan hari ini dia (Kang Dade) libur,” ucap pria yang tinggal di Kecamatan Tirtajaya ini.
Asep dan Dade bekerja selama 8 jam termasuk 1 jam istirahat.
“Bekerja 6 hari dan hanya 8 jam itu sudah termasuk 1 jam istirahat,” katanya.
Selain itu, ia juga mengisahkan suka dan duka bekerja menjadi penjaga pintu.
“Sukanya itu banyak bertemu banyak orang, terus banyak yang minta foto sampai dulu gubernur Kalimantan minta foto dengan saya sama artis Bambang Tampan, kalau dukanya sebenarnya hampir tidak ada tapi pernah sekali dulu ada yang becandain ngeledek pendek banget, tapi saya gak marah itu kan becandaan,” terangnya.
Diakhir wawancara, ia berpesan agar tidak mudah mengeluh dalam bekerja.
“Pesan saya sih, jangan merasa tidak berharga, harus banyak bersyukur bagaimana pun kondisi kita, Allah akan selalu memberikan kemudahan bila kita berusaha,” tandasnya. (stf/ekp)