Baca juga: Proyek Tol Patimban Subang Dipercepat, Tahun Depan Harus Mulai Beroperasi
Menurut silsilah, ia terlahir tahun 1199 H (1779 Masehi) di Lengkong kecamatan Garawangi, Kab.Kuningan.
Beliau terkenal sebagai “Kiyai Keramat” berilmu tinggi, berjiwa bersih dan cerdas.
Ia juga memiliki “bulu kenabian”, artinya bakal menjadi Ulama Besar.
Anak yang satu ini dikenal dengan sifat-sidat yang baik, hatinya lembut berbudi luhur, sayang sesama makhluk termasuk penyayang binatang.
Beliau juga sering menyepi atau semedi di tempat-tempat yang jarang dikunjungi orang.
Perjuangannya dalam melawan penjajah Belanda, patut mendapat penghargaan yang layak.
Bahkan masyarakat dari berbagai penjuru sangat mendukung dan setuju KH Eyang Hasan Maolani diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
Sebenarnya KH Hasan Maolani sudah dua kali diusulkan sebagai Pahlawan nasional, yaitu tahun 2007 dam 2008.
Namun kata Prof.DR. Nina Herlina Lubis, MS ahli sejarah Unpad Bandung, usulan itu ditolak pemerintah pusat dengan dalih bahwa, historis Perjuangan KH Hasan Maolani dianggap kurang memadai.
Padahal dalam kupas tuntas beberapa tahun silam dengan tajuk “Mencari Calon Pahlawan Nasional”, “Eyang Menado” Ulama Pejuang dari Kuningan, sangat layak untuk diusulkan kembali ke Pemerintah Pusat, untuk ditetapkan dan dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional. (stw/ekp)