KORANMANDALA.COM – Agresi Israel ke Gaza Palestina mengundang simpatik masyarakat dunia.
Unjuk rasa yang mendukung dan mengecam atas perilaku Israel terjadi di sana-sini.
Para pengunjuk rasa itu umumnya membawa bendera Palestina, baik yang ukuran besar, sedang hingga yang ukuran kecil untuk ikat kepala atau syal di leher.
Fenomena itu ditangkap Feri, warga kampung Sirah Jugul Desa Panjiwangi Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, sebagai peluang usaha.
Sejak maraknya demo mengecam kekejaman Israel, Feri melakukan improvisasi dan inovasi dalam usahanya.
Sebelumnya Feri berjualan bendera Indonesia. Sejak maraknya demo, Feri menjajakan produk baru, bendera Palestina.
Ternyata dagangan barunya laku keras, bak kacang goreng. Banyak orang yang membeli bendera Palestina.
Feri mengaku berjualan bendera Palestina dari berbagai ukuran. Ia juga menjual syal bermotif bendera Pelestina.
“Saya, bersama tujuh teman lainnya menyebar di beberapa sudut keramaian di Garut, sudah 10 hari berjualan bendera Palestina” ujar Feri kepada Koranmandala.com, Sabtu petang 18 Nopember 2023
Feri berjualan bendera Palestina itu di kawasan bunderan Telkom Jl. Guntur Garut.
Menurut pengakuan Feri, setiap harinya, bendera yang terjual minimal 20 lembar. Ini untuk ukuran yang kecil.
Sementara ukuran yang besar seharinya terjual sebanyak 30 lembar.
Untuk ukuran kecil, Feri mematok harga Rp10 ribu. Sementara yang berukuran besar dijual dengan harga Rp30 ribu. Sementara harga syal dipatok Rp60 ribu.
Feri berjualan bendera itu sudah lama. Ia berjualan sudah 5 tahun. Namun waktu itu menjual bendera Merah Putih.
Dari hasil berjualan bendera itu, Feri bisa berumah tangga dan kini sudah mempunyai anak dua orang.
“Alhamdulillah Pak ada rejekinya. Walaupun dalam kondisi negara Palestina sedang dalam keadaan repot dibombardir oleh Israel” imbuh Feri.
Diujung wawancara, Feri berharap penderitaan rakyat Palestina segera berakhir. (stc/ekp)