KORANMANDALA.COM – Musik Tradisional Angklung salah satu jenis seni musik di negeri ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Betapa tidak, musik Angklung sudah mendunia, bahkan ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak tanggal 16 November 2010 lalu.
Hal itu dikatakan Yanuar Prihatin Politisi PKB dan Anggota DPR RI, terkait perkembangan musik tradisional Angklung karya anak bangsa.
Perjalanan historis, pencipta nada Angklung tradisional ke nada modern, dari diatonis ke pentatonis, jelas Yanuar, adalah Daeng Sutisna warga Citangtu Kuningan.
Baca juga: Alunan Musik Angklung Kembali Menyapa Kuningan
Kala itu jaman kompeni Belanda, dia seorang guru tapi karena hobi seni, dia ngulik akhirnya menemukan formula merubah musik tradidisional sehingga bisa beradaptasi dengan musik Eropa.
Akhirnya ketika berlangsung “Perundingan Linggarjati”, Daeng Sutisna dan grupnya mementaskan musik-musik Belanda dan lagu-lagu nasional.
Pada saat lahirnya nada angklung saja sudah mendunia karena dipentaskan dalam momen penting Perjanjian Linggarjati Indonesia Belanda.
Dilihat dari geneologi, awalnya Gen bagus Insya Allah ke depan bagus. Ini angklung dari induknya sudah bisa masuk level dunia.
Timbul pertanyaan kenapa di Indonesia tempat kelahirannya tidak berkembang. Pasalnya tidak banyak orang menggali kekuatannya.
Sementara di dunia sanggar- sanggar angklung maupun klub-klub angklung sudah “go international”.
Konser atau pagelaran musik angklung itu justru lebih banyak di Eropa ketimbang di Indonesia.