KORANMANDALA.COM – Sosok caleg incumben yang satu ini adalah H Yanuar Prihatin M.Si. Sebelumnya menjadi Anggota DPR RI selama dua periode 2014-2019 dan 2019-2024. Saat ini kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Komisi II. Pada Pemilu 2024 ia dicalonkan kembali melalui PKB sebagai Calon Legislatif DPR RI nomor urut 1 Daerah Pemilihan Jawa Barat X (Kuningan, Ciamis, Kota Banjar, Pangandaran).
Jauh sebelum terjun di dunia politik, ia aktif sebagai penulis dan menjadi Wartawan salah satu media di Ibu Kota Jakarta.
Kepeduliannya terhadap pembangunan dan kemajuan daerah, tidak diragukan lagi. Ia selalu peduli terhadap aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun pemerintah daerah.
Kang Yanuar, panggilan akrabnya, adalah warga Desa Pajawan Kidul, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, kelahiran 30 Desember 1970, putera sulung dari KH. Ahmad Bagdja, Sekjen PBNU di era Gus Dur 1994-1999.
Sebagai wakil rakyat, Kang Yanuar secara berkesinambungan melakukan kegiatan di daerah pemilihan dan menjalin komunikasi, silaturahmi serta menyapa berbagai pihak dan kalangan melalui berbagai cara maupun kegiatan, secara terus menerus.
“Dalam melaksanakan tupoksi periode 2020-2023, Kang Yanuar turut menyalurkan berbagai program pemerintah di Dapil Jabar X, diantaranya, pembangunan infrastruktur jalan kabupaten/desa, jembatan, normalisasi dan pembangunan saluran irigasi, jalan rabat beton dan pembangunan ruas jalan Cipakem-Giriwaringin, Ciwaru-Linggajaya, Garawangi, Tenjolayar-Pancalang dan lainnya,”
terang Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia ini, Senin 25 Desember 2023.
Sumbangsihnya antara lain; Pembangunan BLK (Balai Latihan Kerja), sanitasi pesantren, perbaikan rumah warga yang tidak mampu, pemasangan tiang lampu penerangan jalan, program padat karya, tenaga kerja mandiri, pembangunan ruang kelas baru, penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) untuk pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa, program pariwisata dan lain-lain.
Begitu pula bantuan untuk kelompok tani berupa handtraktor, handprayer, powertresher, pompa air, normalisasi saluran irigasi, bibit tanaman dan bantuan modal.
“Pelaksanaan program pembangunan tersebut telah menyerap ribuan tenaga kerja,” katanya.
Kegiatan dan program bantuan tersebut tentu saja belum bisa menjangkau seluruh kebutuhan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat dan pemerintah daerah.