KORANMANDALA.COM – Menjelang akhir 2023, proses terus bergulir dalam kerja kreatif tudgam (Tulisan & gambar) menuju Kuningan Biennale dengan tajuk “catu” yang akan siap digelar dan dipresentasikan awal 2024 hingga mencapai puncaknya 14-30 September 2024.
“Kuningan Biennale kali ini memilih fokus melanjutkan rantai gagasan Seri Niaga 2021-2028, dengan mengupas lebih dalam gerak perniagaan. Sebelumnya telah diusung tahun 2021,” ujar Agung M Abul selaku Direktur Eksekutif Kuningan Biennale dalam Siaran persnya, Minggu 31 Desember 2023.
Kuningan Biennale Catu, kata Agung, berusaha menelisik lebih detail tentang pola niaga yang terjadi di lingkungan masyarakat yang lebih luas dan mendasar, yang begitu bersinggungan dengan keadaan dan cara masyarakat Kuningan dalam bertahan hidup.
Proses kurasi berjalan selama proses Kuningan Biennale 2023 ini berdasarkan riset yang telah dihasilkan sebelumnya oleh yayasan tulisan dan gambar sebagai penyelenggara.
“Proses kurasi kami berdasarkan hasil riset dan sudah ada nama yang ditunjuk untuk mengkuratori Kuningan Biennale 2023 ini. Dipilih langsung karena kelekatannya dengan tema yang kami usung, Catu”. Ungkapnya.
Perniagaan, tudgam disuarakan sejak 2021 dengan tagline besar Kuningan Biennale “Niaga“, sebagai perhelatan besar seni dua tahunan yang berfokus pada daerah non seni, dan Niaga menjadi titik berangkat yang menjadi seri Biennale Kuningan dalam tenggat waktu cukup panjang.
Lebih jauh lagi, Kuningan Biennale bertekad menjadikan Kuningan sebagai lokasi yang harus diperhitungkan dalam konstelasi perniagaan nasional lewat seni lintas disiplin.
Menurut Agung, Catu diangkat sebagai lanjutan niaga secara umum untuk menemukan kemungkinan bagi hasil yang dapat dijumpai keterkaitannya dengan seni.
Peran yang timbul dari niaga di Kuningan dinilai menjadi penting untuk hal yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari masyarakat hingga lini pemegang kepentingan pemajuan roda ekonomi yang terjadi di lingkup kabupaten.
Hal ini diangkat karena secara mendasar, realitanya kebudayaan Kuningan adalah kebudayaan perniagaan, dan bisa memungkinkan Kuningan menjadi sebuah kabupaten Perniagaan di Jawa Barat.