Manusia Sado menyadari sepenuhnya, bahwa teater adalah bentuk ekspresi kerja kolektif yang menuntut disiplin tinggi para anggotanya, sehingga mengandung nilai edukatif bagi pembentukan mental dan budaya kerja.
Kerja teater membutuhkan proses panjang, mulai dari acting pemain, pengorganisasian, manajemen artistic, maupun produksinya, disamping kegiatan latihan yang tidak bisa disebut sederhana.
Aspek teatrikalnya mampu mengartikulasikan nilai filosofis yang kaya perenungan tentang problem-problem kehidupan social secara artistic.
Semua itu memperkuat keyakinan bahwa kesenian teater mengandung nilai budaya luhur yang perlu dijelajahi dan dilestarikan.
Pada perkembangan berikutnya, teATeR Sado mengalir ke wilayah yang lebih majemuk. Kelompok ini menyesuaikan minat yang beragam dari penghuninya, Manusia Sado tidak berhenti di pementasan sebagai arena asah kreativitasnya, tetapi beranjak ke pergulatan seni hidup lainnya seperti seni lukis, pahat, musik, handycraf, dekorasi, desain interior, taman, patung, jurnalistik, fotografi dan videografi, konveksi, dan lain-lain, bahkan dengan sadar masuk ke wilayah industry kreatif apapun wujudnya.
Tentu saja tidak lepas dari nafas artistik, kerjasama, disiplin, dan manajemen teater sebagai dasar pijaknya.
Penyadaran ini harus dilakukan sebab manusia Sado pantang terpuruk saat berada di panggung kehidupan yang sesungguhnya.- *** wawan jr