KORANMANDALA.COM – Pohon, sebagai anugerah Tuhan yang memberikan oksigen dan keindahan alam, semakin langka di tengah maraknya kegiatan wisata alam dan polusi kota.
Arief Noor Rachmadiyanto, Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi, mengatakan, “Pohon bukan hanya penyedia oksigen, tetapi juga peneduh dan penambah estetika perkotaan.” Kamis 25 Januari 2024.
Arief menyoroti bahwa pohon di perkotaan semakin sulit dijumpai dan banyak yang kurang terawat. Dalam wawancara, ia menyatakan, seperti manusia, pohon juga membutuhkan perawatan dan pemantauan rutin. Mereka butuh ‘makan’ dan ‘minum’, serta perlu diperiksa apakah sehat atau sakit.
“Jadi, menjadi ‘dokter pohon’ sangat penting,” tambah Arief.
Dia memaparkan penggunaan teknologi akustik tomografi, yang dikenal sebagai USG pohon.
“Dua jenis teknologi utama dalam akustik tomografi adalah Sonic Tomography (SoT) dan Electric Resistance Tomography (ERT). SoT mendeteksi kepadatan kayu, sementara ERT mendeteksi kandungan air di dalamnya,” papar Arief.
Arief menegaskan bahwa pentingnya USG pohon terletak pada kemampuannya mendeteksi kondisi pohon secara non-destruktif.
“Teknologi ini akan mengukur kecepatan gelombang suara yang masuk pada kayu pohon dan memberikan gambaran tingkat pelapukan. Dengan ini, kita dapat mengetahui apakah pohon dalam keadaan sehat atau sakit,” tegasnya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terlibat dalam analisis kesehatan pohon dengan menggunakan teknologi ini. Mereka telah menyebarkan Picus 3 Sonic Tomograph dan Arborsonic 3D di beberapa kebun raya di Indonesia, sebagai langkah nyata dalam menjaga kesehatan ekosistem perkotaan.- *** nicko