KORANMANDALA.COM – Kecamatan Bogor Barat menjadi sorotan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Wali Kota Bogor, Bima Arya, menggarisbawahi urgensi penataan Terminal Bubulak dan Situ Gede, menyamakannya dengan intan yang perlu diasah.
“Kita harus akui, kita terlalu mengandalkan bantuan untuk revitalisasi Terminal Bubulak. Harusnya, kita tidak hanya berharap pada bantuan provinsi, tapi juga mempertimbangkan APBD dan dukungan DPRD, atau bahkan kemitraan dengan pihak ketiga,” ungkap Bima Arya, saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Bogor Barat di Hotel Braja Mustika, Jumat 26 Januari 2024.
Menyampaikan visinya, Wali Kota memproyeksikan Terminal Bubulak sebagai pusat ekonomi dan UMKM, serta potensial menjadi Transit-Oriented Development (TOD) dengan kehadiran hotel. Dalam konteks ini, Dishub diminta untuk bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Saya membayangkan Bubulak ini menjadi TOD dengan pusat ekonomi, UMKM, dan kemungkinan hotel. Dinas Perhubungan perlu bekerja keras dan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mewujudkannya,” tambahnya.
Bima Arya juga melibatkan Situ Gede dalam rencananya, menciptakan sinergi dengan KLHK dan IPB University untuk mengembangkan Situ Gede menjadi destinasi unggulan.
“Situ Gede mirip Kebun Raya, ditambah dengan kekhasan warga di sana dalam urban farming,” jelasnya.
Camat Bogor Barat, Dudi Fitri Susandi, optimis usulan fisik dari musrenbang tingkat kelurahan dan kecamatan dapat direalisasikan pada 2024 dan 2025. Rencananya mencakup penataan lalu lintas di Gunung Batu, pedestrianisasi, serta infrastruktur di Pasir Mulya, Pasir Kuda, Margajaya, dan sekitarnya.
“Kami berharap kolaborasi dapat menghasilkan pembangunan yang dominan di tahun 2024 dan 2025, termasuk GOM di Cilendek Barat yang sudah disurvei,” harap Dudi Fitri Susandi.- **** nicko