KORANMANDALA.COM – Kelurahan Winduhaji, Kuningan sejak puluhan tahun silam dikenal sebagai sentra pembuatan makanan tradisional Ketupat.
Puluhan ribu Ketupat diproduksi dan dipasok ke pasar- pasar tradisional setiap hari termasuk warung-warung dan PKL penjual “Hucap”.
Ketupat adalah sejenis kudapan makanan terbuat dari bahan baku beras, dibungkus pakai daun kelapa muda, lalu dikukus hingga matang. Kudapan Hucap adalah sajian makan tradisional berupa ketupat yang dipotong-potong kecil, ditambah irisan tahu panas lalu ditaburi bumbu kacang dan kecap. Rasanya maknyooos.
Tak kalah lezat jika Ketupat dijadikan camilan untuk sarapan pagi dengan tempe goreng atau rempeyek lalu dicocol kecap yang ditaburi irisan cabe rawit.
Diketahui, Kelurahan Winduhaji dihuni oleh 12 ribu jiwa terdiri dari berbagai profesi. Ada petani, pedagang, peternak, pegawai Swasta, PNS, TNI/Polri dan lainnya.
Dari jumlah penduduk tersebut, sedikitnya terdapat 10 pengrajin ketupat.
Menurut Kasmad salah seorang pengrajin, pembuatan ketupat ini dirintisnya sejak puluhan tahun lalu hingga berkembang sampai sekarang.
Setiap hari pukul rata menghabiskan 20 Kg beras dengan hasil produksi 500 ketupat, terdiri dari ukuran sedang dan besar dijual dengan harga Rp 500 dan Rp 1.000/buah.
Bila musim marema lebaran, permintaan semakin meningkat. Produksi ketupat bisa diatas 50 kg beras atau sekitar 1.250 ketupat/per-hari.
Jika 10 pengrajian membuat ketupat rata-rata diatas 1.000 ketupat, maka setiap harinya terjual 10.000 ketupat lebih.