KORANMANDALA.COM – Kelenteng Talang di Jalan Lemahwungkuk nomor 2 Kota Cirebon salah satu bangunan bersejarah dan merupakan Kelenteng Tertua di Indonesia.
Usianya kini sudah mencapai ratusan tahun atau setidaknya sudah berusia 5 abad.
Menurut riwayatnya, Kelenteng Talang dibangun sekitar tahun 1450 oleh orang etnis Tionghoa bernama Tan Sam Cay. Dia juga dikenal dengan nama Mohammad Syafei.
“Tan Sam Cay adalah salah seorang etnis Tionghoa yang mendapatkan gelar Tumenggung Aria Dipa Wiracula dari Kesultanan Cirebon,” terang Yohanes penjaga setia Kelenteng Talang saat ditemui, Sabtu 10 Februari 2024.
Diketahui, Kelenteng Talang ini kronologisnya berawal dari sebuah masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat muslim Tionghoa bermazhab Hanafi.
Yoyo, sapaan akrabnya, berkisah awal masuknya Muslim Tionghoa bermazhab hanafi ke Cirebon. Berawal dari syiar yang dilakukan Laksamana Haji Kung Wu Ping, keturunan Khonghucu yang mendirikan mercusuar di atas bukit Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Syiar itu semakin berkembang dan terbentuk 3 kelompok masyarakat Tionghoa Muslim bermazhab hanafi. Mereka tersebar di wilayah Sembung, Serindil dan Talang. Masing-masing dilengkapi masjid.
Muslim Tionghoa di Sembung semakin berkembang pesat, namun justru wilayah Serindil dan Talang kurang berkembang.
Melihat kondisi tersebut, Muslim Tionghoa memilih memusatkan aktivitasnya di Sembung.
Masjid di Serindil menjadi pertapaan begitu pun dengan Talang, ditinggalkan karena penduduk Tionghoa Muslim mulai menurun.
Mengingat kondisi tersebut, akhirnya masjid tersebut berubah menjadi Klenteng. Sedangkan di Sembung makin berkembang.