KORANMANDALA.COM – Sentra pengrajin Cincin di Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Cidahu, Kuningan, Jawa Barat, merupakan jenis usaha warisan yang turun temurun sejak puluhan tahun silam.
Keberadaan pengrajin Cincin diabadikan dengan dibangunnya 2 buah Tugu Cincin (berbentuk Cincin) di atas Tugu, tahun 2012 silam.
“Bisnis Cincin ini mengalami pasang surut, terkadang jika lagi musim “Batu Akik”, banyak masyarakat yang memburu Batu Akik tersebut,” tutur Muhammad Lutfi salah seorang pengusaha Cincin di Dusun Cikawung, Cihideubghilir, Kecamatan Cidahu saat ditemui Selasa 13 Februari 2024.
Usaha ini ditekuninya sejak 10 tahun lalu, karyawan/pengrajin yang terlibat 80 orang.
Lebih rinci disebutkan, proses pembuatan Cincin ini sekarang sudah semakin mudah karena menggunakan mesin dan model, sehingga bentuknya lebih variatif. Setelah jadi tinggal dipilah dan terakhir finishing.
Sementara bahan baku perak untuk ‘Ring’ Cincin dipasok dari Jakarta dan setelah barang jadi, kembali di kirim ke Jakarta.
Para pengrajin di Cihideung Hilir memiliki kreativitas dan terus berkreasi untuk menghasilkan Cincin yang memiliki nilai seni tinggi. Saat ini sudah ada 50 model hasil produksi para pengrajin.
“Dengan beragam model Cincin tersebut, diharapkan bisa mendongkrak penjualan serta memberi kepuasan peminat Cincin,” tutur Maman salah seorang pengrajin.
Masalah omzet penjualan, kata Maman, sebenarnya relatif dan tergantung musim. Terkadang ramai bahkan “booming” tapi ada saatnya sepi.
Mengenai harga Cincin dengan kualitas batu standard harganya antara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Sedangkan batu-batu berkualitas harganya beragam dari mulai Rp 250 ribu, Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta keatas.
“Bahkan ada juga batu Cincin harganya puluhan Juta rupiah, ungkap dia.
Menurut Kepala Desa Cihideung Hilir H Uri Hasan Basri, SH, hampir 90 persen warga memiliki keahlian sebagai pengrajin atau pembuat Cincin.
Laki-laki, perempuan dan anak-anak sepulang sekolah ikut bantu orang tuanya. Kegiatan ini terdapat di tiap rumah. Mereka mengerjakan pembuatan Cincin itu secara manual.
“Sementara ini sudah ada 4 pengusaha Cincin, dengan proses pembuatan Cincin menggunakan mesin. Alhamdulillah.. kami bangga, masyarakat berwiraswasta dan memprioritaskan putra-putrinya bersekolah untuk bekal hidupnya di masa depan” pungkas H Uri Hasan Basri.- *** wawan jr