KORANMANDALA.COM – Garut sempat mendapat julukan sebagai jantung Priangan oleh penjajah Belanda.
Itu terjadi sebelum Bandung mencapai puncak popularitas hingga disebut Paris van Java, hingga menggeser kepopuleran Garut.
Garut juga pernah mendapat julukan seperti Swiss van Java, Mooi, dan lain-lain.
Demikian disampaikan sejarawan dan budayawan Garut, Warjita, Kamis 15 Pebriari 2024.
Karena keelokannya, dulu orang Belanda dan Eropa lainnya berbondong-bondong ke Garut, untuk menikmati keindahan alam dan suasanya.
Termasuk yang pernah datang ke Garut adalah aktor Chaplin yang dikabarkan pernah nginap di sebuah hotel bernama “Ngamplang”.
Jangan heran pula jika di Garut banyak perusahaan dan perkebunan yang dikelola orang Belanda.
“Juga adalah dengan banyaknya perusahaan-perusahaan Belanda ya yang perkebunan itu ya, perkebunan teh, karet, kina, segala macam ya,” ungkap Warjita.
Kolaborasi unik Belanda Sunda
Menurut Warjita, karena banyaknya warga Belanda yang datang ke Garut, jangan heran jika di Garut, banyak bangunan peninggalan jaman dulu bergaya Belanda dan Sunda.
Sekedar menyebut, bangunan itu adalah Pamengkang dan Gedung Kantor Disparbud, Kantor Pos Garut, dan Gedung BPKAD di Jalan Kian Santang.
“Coba lihat saja yang namanya bangunan-bangunan itu kan pasti ada tinggi, kemudian ada suhunannya (atap), itulah kolaborasi dengan bangunan Sunda,” tambah Warjita.
Selain itu, ada juga bangunan heritage di area komplek Alun-Alun dan Pendopo yang mulai dibangun tahun 1813, pada zaman pemerintahan Gubernur Jendral Raffles.
Sayangnya, kata dia, ada satu-dua bangunan warisan kolonial yang rusak.
Itu misalnya Gedung Jangkung, milik pengusaha dodol Garut pertama, H. Umar, pionir dodol garut. Gedung ini diketahui, roboh akibat gempa besar pada 1979-1980.
Dalam kaitan dengan bangunan bersejarah itu, Warjita mengaku senan, karena saat ini banyak bangunan heritage di Garut yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.
“Saya senang, Bahkan, saya bersama dengan Disparbud Kabupaten Garut, saat ini tengah mengusahakan beberapa bangunan bersejarah di Kabupaten Garut untuk dijadikan sebagai cagar budaya,” kata dia. (ape)***