KORANMANDALA.COM – Bangunan bersejarah di Garut yang semestinya terpelihara dengan baik, ternyata banyak yang terkikis oleh waktu dan modernisasi.
Kondisi bangunan tersebut juga ternyata semakin memudar.
Karena itu, jangan heran jika Darpan Winangun, pengarang, pemerhati sejarah Garut dan Ketua Dewan Pembina FK MGMP Bahasa Sunda SMA Provinsi Jawa Barat, dan Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI), menyayangkan kondisi tersebut.
“Sangat disayangkan. Sekarang, yang relatif terpelihara hanya bangunan yang ada di sekitar alun-alun, yakni Gedung Bupati dan Babancong,” kata Darpan.
Termasuk yang disayangkan adalah perubahan Pecinan Garut yang begitu cepat hingga kehilangan karakteristiknya, serta hilangnya cerobong PTG (Pabrik Tekstil Garut).
“Pecinan itu sekarang perubahannya sangat cepat, kalau saya lihat tahun 80-an itu bangunan-bangunan khas Chinanya itu masih di belakang Klenteng itu masih kelihatan suasana Chinanya, tapi sekarang di bagian depannya terutama sudah banyak diubah,” ungkapnya.
Khusus cerobong PTG, Darpan menyebut bahwa bangunan itu sebagai landmark.
Sayangnya, ketika dia mencoba menyelamatkannya, tidak ada dukungan dan kesadaran kolektif, sehingga cerobong itu musnah.
“Saya pernah dan kawan-kawan pernah menginisiasi agar cerobong itu tidak dirobohkan, tapi karena kepemilikannya juga sudah beralih menjadi milik swasta, susah bagi kita untuk mempertahankan itu tergantung pemiliknya,” kata Darpan.
Menyoroti kurangnya kesadaran akan heritage di Garut, Darpan merumuskan dua harapan penting.
Pertama, kata dia, perlu adanya pembentukan komunitas yang mampu memperjuangkan pelestarian heritage Garut.
Kedua, perlunya heritage ini masuk dalam pendataan cagar budaya, yang didukung oleh regulasi yang jelas.
Baginya, heritage bukan hanya tentang bangunan, melainkan kisah sejarah yang menjadi penanda kejayaan Garut di masa lalu.
“Bangunan cagar budaya atau heritage ini punya nilai sejarah yang penting. Harapannya, agar heritage ini bisa menjadi penanda bahwa Garut ini pernah jaya, pernah unggul di masa lalu,” ujarnya. (ape)***