Atraksi yang paling menarik dari memeniran adalah si penggendong hanya diam (karena boneka) yang digendong (sebenarnya manusia) dapat bergerak bebas, menari dan bersorak, bermain kipas dll (Ganjar Kurnia, 2003).

Wilayah persebaran Kesenian Badawang pada awalnya hampir menyebar di setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Namun saat ini, Seni Badawang terkonsentrasi di Kabupaten Garut, Sumedang, dan Bandung (Kabupaten dan Kota).

Dalam perkembangnya Badawang lebih menonjolkan unsur kamonesan (ketrampilan) memainkan boneka karena lebih banyak disukai penonton. Beberapa figur yang sudah dikenal masyarakat seperti Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng kerap beraksi seperti mulut boneka yang seolah-olah bicara, atraksi berjoget, menari, melambaikan tangan, bersorak dll. Ditambah oleh penampilan atraksi kepala berputar, melikuk-liuk, berjoget dari Badawang Panakawan (Semar, Cepot, Dawala, Gareng).

Atraksi memainkan gerak boneka memang memerlukan persiapan mengingat berat kepala Badawang yang bisa mencapai 30 kg. Sementara itu, kerangka tubuh dan tangan terbuat dari bahan kayu, rotan, bambu, plastik dan besi plat. Pada bagian penyangga keragka boneka dilapisi oleh kain yang cukup tebal agar pemain dapat nyaman menyangga boneka yang cukup berat tersebut. Oleh karena itu, seorang pemain harus berbadan kuat dengan rata-rata usia di atas 20 tahun.

Pemain Badawang biasanya berjumlah sekitar 4 – 9 orang. Seperti halnya sanggar seni di Rancaekek Kulon Kabupaten Bandung kerap menampilkan minimal 4 hingga 9 pemain Badawang. Setiap pemain wajib menghapalkan karakter badawang yang dimainkannya. Salah satunya karakter badawang Gareng yang memiliki sifat brutal, radikal, pemarah, namun berhati jujur dan lugas serta kerap melakukan gerakan improvisasi seperti tari keurseus, gedut, mincid, pakbang, benjang, dan pencak silat. Ada juga badawang Sukasrana yang memiliki karakterjujur, disiplin, tanggung jawab, baik hati dan kerap menarikan tari keurseus (Silvia, 2012: 57-58).
Sebenarnya tokoh punakawan dalam seni Badawang bukan sebuah aturan bersifat baku. Oleh karena itu, karakter maupun bentuk kepala Badawang dapat dibuat sesuai improvisasi seni walaupun unsur kelucuan masih tetap mendominasi arah karakter Badawang. Hal ini terlihat dari Badawang pengantin sunda, haji, dan lain-lain.

BACA JUGA: Bupati Dadang Supriatna Raih Anugerah PWI Pusat di Puncak Peringatan Hari Pers Nasional

Selain pemain Badawang, diperlukan setidaknya 3 orang pemain untuk menjalankan bendi atau kuda, 16 nayaga, 1 sinden, dan 1 orang dalang. Keseluruhan jumlah personil tidak bersifat baku karena tergantung dari besar tidaknya sebuah helaran badawang.

1 2 3



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar,
Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung, Indonesia

bisniskoranmandala[at]gmail.com

Exit mobile version