KORANMANDALA.COM – Pemkab Garut melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggandeng tiga perguruan tinggi Jepang dan Indonesia untuk mengidentifikasi penyebab dan mengatasi bencana.
Tiga perguruan tinggi Jepang tersebut adalah Tokai University, Tohoku University, dan ICL Japan.
Sementara perguruan tinggi Indonesia adalah Insitut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjajaran (Unpad), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebelum sampai kepada penelitian, ke semua perguruan tinggi tersebut menggelar Workshop Penelitian Implementasi Pendekatan Multi Ancaman Bencana. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, pada Jumat 23 Februari 2024.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saifullah, menyatakan, para pakar dari perguruan tinggi Jepang dan Indonesia itu, antara lain akan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab bencana di Garut.
Selain itu, mencari solusi yang melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
“Jadi nanti penelitian ini akan meneliti apa-apa saja yang menjadi faktor penyebab, selanjutnya juga bagaimana caranya upaya-upaya yang dilakukan baik oleh masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan entitas lainnya,” ucapnya.
Aah menerangkan, 3 peneliti dari perguruan tinggi Jepang tersebut juga merupakan utusan dari UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) dibawah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aah menambahkan, kehadiran para pakar tersebut dalam tiga tahap.
“Tahap awal hari ini ya untuk menginventarisir sekaligus melihat prioritas bencana apa yang memang intensitasnya tinggi di Garut,” kata Aah.
Pertemuan kedua akan dilaksanakan pada bulan Mei, dan ketiga akan dilaksanakan pada bulan Agustus guna menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan.
“Saya berharap dengan penelitian ini bisa menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan mengenai kebencanaan baik itu dari pencegahan, kesiapsiagaan, dan kedaruratan,” kata dia. (ape)***